Kamis, 29 September 2022
Rabu, 28 September 2022
Lirik Lagu Teurimong Geunaseh Cinta - Rial & Uca
September 28, 2022 / by Feri Hasrijal / in chord teurimong geunaseh cinta, rial & uca, rialdoni / with No comments /
Perspektif Psikologi : Kekuatan Media Publik Menjadi Badai di Institusi POLRI
September 28, 2022 / by Feri Hasrijal / in badai di institusi polri, kasus brigadir J, kekuatan media publik, perspektif psikologi, psikologi / with No comments /
Menurut KBBI, “badai” dapat di artikan sebagai angin kencang yang di sertai cuaca buruk. Dalam intepretasinya pada kasus kematian brigadir J (inisial) menjadi musibah terhadap citra dan kepercayaan publik terhadap intitusi ini sehingga banyak menyita perhatian publik, bahkan sugeng agus sentosa (IPC) mengatakan ini merupakan special case saat di wawancarai oleh tim narasi newsroom pada tanggal 12 Agustus 2022. Pada kasus ini banyak terjadi kesenjangan informasi mengenai motiv pembunuhan hingga penyalahgunaan wewenang
Dari kesenjangan informasi tersebut dominannya masyarakat Indonesia memahami bahwa sebetulnya ini merupakan bagian dari rangkaian kecurangan, tipuan, atau “pembodohan publik” yang dilakukan oleh pihak terkait untuk menutupi arah hukum yang semestinya. Terkait kasus ini dalam konsentrasi psikologi hal ini di sebut fraud atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai upaya penipuan atau kecurangan dan menyebabkan kerugian materil maupun imateril yang sangat besar di institusi manapun (Wilhelm, 2004; Kayo, 2013; Wind, 2014).
Selain itu Wilhelm (2004) mengatakan bahwa perilaku fraud ini tidak hanya di lakukan oleh individu yang terdesak secara sosial-ekonomi, bahkan sampai kepada mereka yang memiliki status sosial, jabatan, keahlian dan kekuasaan. Adapun Wind (2014) mengatakan bahwa orang-orang yang berada di jalur selain sosial-ekonomi yang sudah di uraikan di atas merupakan pelaku fraud (fraudsters) ter-ekstrim di mana dirinya berpotensi “mengakali” sistem hingga menguntungkan dirinya atau kelompoknya dan setelah itu melakukan undoing atau “penebusan dosa” dengan cara memberikan hadiah kepada individu tertentu, penjamuan yang berlebihan hingga bersedekah dengan kaum dhuafa sebagai hasil image sosial terselamatkan.
Samboisme Bagian Dari Fraudsters?
Terkait dengan teoritis di atas penulis menyimpulkan bahwa, tersangka bintang dua FS (inisial) terindikasi adanya unsur fraudsters yang mana ia menjadikan kekuasaannya sebagai jalan untuk melakukan bentuk tindakan yang melanggar Undang-Undang dan Kode Etik Kepolisian seperti halnya informasi di media cetak, radio atau sosial media yang sudah beredar. Argumen ini di perkuat dari terbukanya jaringan FS dar 31 tersangka personil Polri lainnya yang membantu FS untuk menciptakan kebohongan dan melancarkan kecurang, hal ini juga di perkuat dari dibubarkannya SATGASUS Merah Putih oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang terindikasi bagian dari jaringan FS. Selain itu setelah pasca pembunuhan, individu yang berada di bawah kontroling FS, jika melakukan kebohongan yang terstruktur ini akan di berikan uang tunai dalam bentuk dolar, ini merupakan prilaku undoing atau “penebusan dosa” dari apa yang telah di lakukan.
Perkembangan kasus ini yang saat ini semakin terbuka tidak terlepas dari jebakan psikologis yang di lakukan oleh Kamaruddin Simanjuntak dan Tim sebagai pengacara Brigadir J yang menggunakan kekuatan media publik untuk melancarkan jebakan tersebut. Hal ini terlihat dari pernyataan Kamaruddin Simanjuntak yang berlawan dari konferensi pers dan setiap pernyataan tersebut di nyatakan ke media pasti setelah konferensi pers SATGASUS Merah Putih di terbitkan, sehingga menimbulkan kesenjangan fakta yang mengakibatkan tim SATGASUS Merah Putih ini mengganti skenarionya berdasarkan temuan fakta dari Kamaruddin Simanjuntak.
Dilema Elit di Sasar Media Publik
Melalui media massa, bangsa ini cenderung selalu dipertontonkan permainan drama panggung elit yang selalu menjadi kamuflase, hal tersebut terjadi karena media Massa dengan pemberitaannya diyakini oleh banyak orang (termasuk banyak Pembuat keputusan) sebagai sumber Informasi yang dapat dipercaya (Severin, 2007: 266).
Media Publik mungkin tidak selalu sukses dalam mengajak khalayak untuk berpikir apa (what to think), tetapi media publik selalu sukses dalam mengajak masyarakat untuk berpikir tentang apa (what to think about). Dalam hal ini pola psikologis masyarakat indonesia mulai melihat kasus FS ini sebagai ketidakpastian institusi polri dalam menangani masalah. Bukan hanya itu, bahkan masalah yang terjadi, publik berasumsi bersumber dari institusi itu sendiri. Sebagai contoh terbongkarnya pembunuhan brigadir J tentu banyak pertanyaan yang harus di jawab institusi tersebut, apa yang menjadi motiv secara psikologis terjadinya pembunuhan tersebut, bagaiman bisa dari beberapa kasus yang di tangani cctv bisa tidak terdeteksi, bagaimana sambo memainkan peran fraud kepada jaringannya, ini merupakan pertanyaan yang mendasar, akan tetapi jika di kaitkan dengan kasus yang pernah di tangani FS, apakah benar di tangani secara profesional?.
Kita tahu bahwa polisi sangat di butuhkan di negara Republik Indonesia ini, akan tetapi publik sangat tidak ingin institusi ini menjadi kotor oleh Individu yang tidak profesional, serakah, dan di pimpin oleh individu yang tidak mencintai Republik ini. Jika kita berpikir lebih jauh secara organisasi, masyarakat bisa saja memberikan pemikirannya tentang apa saja yang menjadi penyebab institusi ini menjadi kotor? Apakah pihak Sumber Daya Manusia (SDM) Polri tidak berperan secara moral dan profesional? Bagaiman kesalahan ini terjadi dari kesalahan konsep untuk merekrut personil yang berkualitas? Apakah yang menjadi budaya kerja polri yang keliru?
Selasa, 27 September 2022
Politik Milenial di Tengah Demokrasi Prosedural
September 27, 2022 / by Feri Hasrijal / in demokrasi prosedural, milenial, politik, politik milenial, prosedural, psikologi / with No comments /
Pemberdayaan generasi baru atau yang di sebut dengan milenial di era moderen dan materialis saat ini banyak perubahan serta perkembangan dari setiap dimensi keilmuan, baik dari aspek politik, perkembangan sosial, budaya ekonomi, ketatanegaraan, sampai pada psychological politic. Setiap individu tidak terlepas dari perubahan dan perkembangan yang ada di semua dimensi keilmuan. Dari perubahan dan perkembangan ini akan menghasilkan yang positif hingga pergeseran yang negatif, akan tetapi dari dimensi keilmuan tersebut akan sangat dimungkinkan saling terkait satu sama lain.
Pada artikel ini, penulis akan mengulas peran dan tantangan milenial dalam bingkai politik yang sangat berhubungan dengan demokrasi prosedural dengan dimensi psikologi politik, yang menggunakan metode thematic analysis guna meningkatkan sumber daya manusia milenial terhadap pencapaian cita-cita indonesia semakin maju dan berkembangan dalam berbangsa dan bernegara yang mana secara teoritis merujuk kepada penelitian Małgorzata Zachara (2020). Oleh karena itu, kajian perilaku politik kaum milenial ini untuk melacak temuan perubahan cara berpikir mereka tentang politik dan kemampuan mereka untuk menerapkan ide-ide baru ke dalam praktek sosial yang mungkin muncul dari peran kepemimpinan mereka dalam masyarakat. generasi milenial dipandang sebagai agen yang tindakannya berkontribusi pada perubahan sosial.
Pembahasan
Di Indonesia menganut konsep pemerintahan sistem demokrasi yang mana dominannya masyarakat Indonesia mempercayai bahwa demokrasi didefinisikan “dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat”. Hal ini hampir sama dengan pernyataan David Held dalam karyanya Models of Democracy yang ia definisikan sebagai “suatu bentuk pemerintahan yang merupakan refleksi dari pertentangan monarki dan aristokrasi, artinya rakyatlah yang memerintah”.
Beranjak dari sistem demokrasi dalam prosesnya munculah ideologi pancasila, yang mana ideologi dalam ilmu psikologi di pahami sebagai sesuatu yang bersumber secara internal terpadu, yang ada pada diri seseorang dan berkaitan dengan keyakinan, nilai, dan pilihan seseorang ketika hidup dalam masyarakat untuk berorganisasi (Houghton, 2009)
Menurut Stone dkk., (2014) ideologi secara esensi dalam perspektif psikologi merupakan dua dimensi yang dimiliki oleh individu yaitu
Ideologi merupakan sarana untuk meligitimasi dan mengakui versus menolak dan melawan terhadap adanya perubahan.
Ideologi juga bisa menerima versus menolak terhadap ketidakadilan
Dengan demikian, ideologi sebagaimana di indonesia adalah pancasila merupakan ideologi bangsa yang tidak terlepas dari keterkaitannya dengan demokrasi prosedural. Demokrasi perwakilan merupakan sebuah tawaran untuk menjawab konsep prosedural guna mewujudkan demokrasi, paling tidak terdapat tiga argumentasi mengapa sistem perwakilan itu muncul:
Skala kepadatan nasional
Kompleksitas permasalahan yang membuat tidak semua orang memadahi dan mengakses informasi.
Kebutuhan mengambil tindakan cepat pada situasi tertentu. misalkan situasi darurat perang dan sebagainya.
Hal ini di perkuat oleh pendapat Hanna Finkel Pitkin bahwa konsep perwakilan dalam artian seseorang yang di percayai dalam masyarakat mewakili masyarakat lain dalam kegiatan proses kewarganegaraan yang pada hakikatnya adalah istilah moderen
Peran Politik Milenial di Tengah Demokrasi Prosedural
Politik merupakan ruang acuan alami dalam analisis perebutan kekuasaan karena mencakup agensi, struktur, dan kepemimpinan sebagai komponen terpenting dari proses perubahan sosial. Mereka yang lahir antara tahun 1980 dan 2000 dan merupakan generasi pertama yang tumbuh dewasa di era milenium. Pada tahun 2021 di kutip dari Badan Pusat Statistik, Indonesia memiliki generasi milenial sebanyak 69.38 juta atau 25,87%. Di dalam prosesnya generasi milenial sedang dibentuk oleh revolusi teknologi, yang juga membentuk kembali arena politik.
Menurut Castell (1998) milenial telah dibentuk oleh kekuatan yang memberikan perubahan sosial paling radikal dalam sejarah digital/teknis. Revolusi profil generasi milenial dibangun di sekitar dua jalur narasi utama. Satu berkonsentrasi pada faktor eksternal yang membentuk pandangan dunia dan perilaku mereka, yang lain pada itu psikologis fitur ciri untuk itu perwakilan dari ini kelompok.
Dari penjelasan di atas, jika merujuk pada argumentasi Castell maka aspek psikologis sangat berkaitan dengan demokrasi prosedural yang menekan pada konsep prosedural guna mewujudkan demokrasi.
Milenial secara alami sebaiknya menjadi pengaturan terhadap kebijakan, kepeloporan baru, mengendalikan anggaran dan menentukan kultural trend, tetapi mereka tidak bisa melakukan hal tersebut secara efektif jika berada di luar institusi dari kekuasaan.
Tantangan dan Pemberdayaan Milenial
Pemberdayaan milenial dianalisis dalam konteks dinamika kekuasaan yang memungkinkan dan mengkatalisasi aksi sosial yang efektif untuk kebaikan dan keadilan publik. Memahami struktur kekuasaan di mana milenial beroperasi sangat penting untuk membuka potensi gaya politik mereka dan membawa potensi nasional transformatif mereka ke dunia luar
Pemberdayaan milenial dalam perspektif psikologis di mana individu menjadi di berdaya, salah satunya individu diberdayakan oleh hasil pengalaman pemberdayaan mereka di arena sosial, berupaya untuk mengakses sumber daya dan beberapa pemahaman tentang lingkungan sosial dan politik dan ini bagian penting dari konstruksi politik. Menerapkan kerangka umum ini ke tingkat analisis organisasi (dalam hal ini adalah kaolisi partai) menunjukkan bahwa pemberdayaan melibatkan proses dan struktur organisasi yang meningkatkan partisipasi anggota dan meningkatkan pencapaian tujuan organisasi” (Perkins dan Zimmerman, 1995).
Dalam pemberdayaan milenial yang di maksud Perkins dan Zimmerman (1995). menekankan konsep intrapersonal (emosional), relasional dan interaktif
Intrapersonal (emosional) relasional, konsep ini guna mengungkapkan citra diri dan kontrol yang dirasakan generasi milenial, dengan ini menumbuhkan rasa empati dari sosial politik
Interaksional (kognitif), konsep ini salah satu upaya membentuk pemahaman masyarakat terhadap generasi ini dengan di hadapkan masalah sosial politik terkait. Bagian ini mengacu pada kebutuhan atau kemampuan untuk menganalisis secara kritis lingkungan sosial seseorang untuk mendapatkan kontrol yang lebih besar terhadapnya
Perilaku interaksi, menggambarkan kemampuan untuk melakukan suatu tindakan yang sistematis dari penyelesaian masalah dalam sosial politk yang ditujukan untuk hasil yang diinginkan.
Senin, 26 September 2022
Analisis Integritas Spiritual & Pengembangan Karakter Bijaksana Dari Meditasi
September 26, 2022 / by Feri Hasrijal / in analisis integritas dan spiritual, karakter, meditasi, psikologi / with No comments /
Minggu, 10 April 2022
Dokter Kontrak Dipecat Gara-gara Sindir Wali kota Banda Aceh
April 10, 2022 / by Feri Hasrijal / in Dokter Kontrak Dipecat, Dokter Kontrak Dipecat Gara-gara Sindir Wali kota Banda Aceh, Gara-gara Sindir Wali kota Banda Aceh / with No comments /
Tulisan tersebut ditulis oleh dr Arul Aldiano di media sosial miliknya, arularldiano.
Dalam postingan di Insta Story-nya tersebut, dr Arul turut menyertai foto Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, yang terlihat sedang sedang tertawa lepas mengenakan seragam PNS.
“Upss… statement saya salah ya? Undang pertemuan terbuka lah yuk… ajak media sama dprk jga, biar saling meluruskan bareng.” Tambah dr Arul Aldiano dalam postingan itu.
Dia kemudian mengakhiri postingan yang diunggahnya pada 1 April 2022 lalu itu dengan kalimat, “Lon ureung banda, tpi male pemimpin lage nyo. Meu bacut tan amanah.”
Belakangan postingan tersebut diduga memicu masalah bagi dr Arul Aldiano, yang belakangan diketahui bekerja di Rumah Sakit Umum Meuraxa. Nama pemilik akunnya pun berinisial BA, jauh berbeda dengan nama yang ditulis di akun media sosial tersebut.
Pihak rumah sakit umum Meuraxa dikabarkan memecat dr Bahrul pada hari yang sama, tak lama setelah dia membuat status di media sosial tersebut.
Direktur RSUD Meuraxa dalam surat pemecatan tersebut menyebutkan BA telah melakukan pencemaran nama baik terhadap Wali Kota Banda Aceh, Aminullah. Terkait hal ini, acehinfo.id mencoba mengonfirmasi Kasubbag Humas dan Pemasaran Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh, Saifuddin A Malik melalui sambungan telepon, Jumat, 8 April 2022. Namun, pria yang akrab disapa Din tersebut menganjurkan awak media untuk mengutip keterangan tertulis yang dikeluarkan oleh Kabag Humas Pemko Banda Aceh.
Sabtu, 09 April 2022
Listrik Putus di Aceh Jaya, PLN : Ada Tiang Tertabrak Mobil
April 09, 2022 / by Feri Hasrijal / in Ada Tiang Tertabrak Mobil, Listrik Putus di Aceh Jaya / with No comments /
“Iya benar, ada tiang (listrik) ditabrak). Ini petugas sedang di lapangan,” kata Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UIW Aceh, Ridwan Saputra, Sabtu malam.
Dia belum dapat memastikan hingga kapan arus listrik akan kembali normal untuk wilayah tersebut. Pihak PT PLN juga sedang berupaya memperbaiki gangguan tersebut dengan mengganti satu tiang yang patah akibat kecelakaan itu.
“Harus ganti tiang. Estimasi jam 10 (listrik kembali mengalir),” katanya.
Menurutnya perbaikan tiang listrik di kawasan Panga tersebut sedikit terhambat karena PT PLN harus mendatangkan alat kerja seperti crane dan material dari Meulaboh, Aceh Barat. “Mohon doanya supaya cepat selesai,” pungkas Ridwan melalui Asman Komunikasi PT PLN UIW Aceh, Fahmi.