Selasa, 29 November 2022

Download Makalah Makna Budaya Hubungannya dengan Komunikasi Lintas Budaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cara berpikir dan bertingkah laku manusia tidak terlepas dari budaya kehidupannya sebagai hasil dari pengkondisian budaya melalui pendidikan dan pengajaran dari orang tua, guru, dan masyarakat lingkungan sekitarnya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga adat yang berbeda akan membentuk cara berpikir dan bertingkah laku yang berbeda pula. Namun sayangnya sering kali orang merasa yakin bahwa cara berpikir dan bertingkah laku serta sistem budayanya adalah sistem yang benar dan sudah seharusnya orang lain memiliki nilai-nilai dan adat istiadat yang sama.

Manusia sebagai makhluk sosial, sengaja atau tidak, selalu akan terus berkomunikasi sesuai dengan motif dan tujuannya masing-masing. Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi, dan kelompok yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

Minggu, 27 November 2022

Download Makalah Konflik dalam Komunikasi Bisnis Organisasi Berhubungan dengan Psikologi Industri dan Organisasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan sosial. Meskipun komunikasi sering menimbulkan konflik sosial, namun dalam penyelesaianya pun tetap melalui proses komunikasi juga. Dalam setiap kehidupan sosial sering terjadi konflik sosial. Konflik senantiasa melekat pada setiap orang. Oleh karena itu konflik selalu terjadi, baik dalam lingkup kecil dan sederhana seperti keluarga, tetangga, teman sepermainan, kelompok orgnisasi atau instansi, maupun pada lingkup yang lebih besar seperti pada setiap komunitas, masyarakat, negara sampai pada hubungan internasional.

DOWNLOAD FILE WORD DISINI

DOWNLOAD FILE POWER POINT DISINI

Sabtu, 12 November 2022

Daun Cirik Babi


Daun cirik babi adalah tanaman asli indonesia dan penyebarannya meliputi daerah Aceh, jawa, sulawesi, nusa tenggara, dan tanaman ini dimanfaatkan secara turun temurun sebagai obat herbal, tanaman cirik babi ini bisa juga dikonsumsi sebagai sayur, akan tetapi rasa daun ini sangat lah pahit.

Daun cirik babi berkhasiat berbagai macam penyakit, diantaranya radang paru - paru, gangguan jantung, sakit gigi, nyeri buang air kecil, mencegah infeksi setelah melahirkan, hidung tersumbat, mengatasi kebotakan, infeksi telinga, batuk, kulit terbakar sinar matahari, penghambat tumbuh sel kanker.

Daun cirik babi ini biasanya tumbuh daerah yang terpapar sinar matahari namun teduh, biasanya banyak ditemukan daerah hutan, tempat lembab seperti di halaman belakang rumah dan di pinggir jalan.

Adapun kandungan kimia yang terkandung didalam daun cirik babi ini antara lain : alkaloid, a-cubebene, caryophyllene, a-chamigrene, y-terpinen, d-limonene, a-pinene, 2-carene, dan minyak astiri.

Sekian dulu penjelasan singkat tentang daun cirik babi yang sangat berkhasiat untuk obat batuk untuk orang dewasa maupun anak - anak, semoga postingan kali ini bermanfaat bagi kita semua amin.

Kamis, 10 November 2022

Channel Anda tidak Lagi Memenuhi Syarat untuk Monetisasi

Ada bermacam faktor jika channel youtube anda tidak lagi memenuhi syarat untuk monetisasi, seperti pengalaman saya ditahun 2021 masuk email berwarna kuning yang isinya kalau channel youtube saya tidak lagi memenuhi syarat monetisasi, intinya youtube telah memutuskan kerja sama untuk menampilkan iklan di channel saya, setelah saya cari kesana kesini penyebabnya video saya terdeteksi sebagai konten digunakan ulang, akan tetapi youtube tidak menjelaskan video mana yang digunakan ulang, pihak youtube hanya menerangkan apa saja yang boleh diupload dan tidak boleh di upload, berikut penjelasannya.

Konten yang dianggap layak monetisasi
  • Revisi yang ditambahi bumbu humor atau analisis yang bukan karya asli Anda
  • Klip dari konten orang lain sebagai bagian dari ulasan kritis 
  • Adegan suatu film yang sulih suaranya telah Anda ubah
  • Cuplikan ulangan suatu pertandingan olah raga dimana anda menjelaskan tindakan salah satu pemain yang mengakibatkan kemenangan atau kekalahan
  • Video reaksi berisi komentar Anda terhadap video aslinya
  • Hasil edit rekaman video karya kreator lain yang telah Anda tambahi jalan cerita atau komentar
Konten yang dianggap tidak layak monetisasi
  • Video singkat yang Anda kompilasi dari situs sosial media lain
  • Koleksi lagu dari beragam artis ( meskipun anda telah mendapat izin dari mereka)
  • Klip yang menampilkan berbagai moment acara favorit Anda yang di edit menjadi satu dengan sedikit atau tanpa narasi
  • Konten yang diupload berkali kali oleh kreator lain
  • Promosi konten orang lain ( meskipun anda telah mendapat izin dari mereka)
intinya konten yang digunakan ulang artinya channel yang menggunakan konten orang lain tanpa membuat perubahan atau menambah nilai yang signifikan.

Sekian dulu untuk pembahasan kali ini semoga ada manfaatnya terima kasih telah berkunjung diblog saya.

Rabu, 09 November 2022

Cara Membuat SIM Online Mudah dan Cepat


SIM adalah singkatan dari Surat Izin Mengemudi, di indonesia SIM merupakan identitas yang diberikan oleh Polri kepada seseorang sebagai tanda telah memenuhi syarat untuk mengemudi kendaraan dan mengerti serta patuh terhadap peraturan perundang - undangan lalu lintas.

Berikut ini adalah syarat - syarat untuk mengurus atau membuat SIM secara online tanpa harus mengantri di kantor kepolisian.

  • Download Aplikasi Digital Korlantas Polri
  • Selanjutnya pendaftaran akun dan verifikasi data
  • Siapkan dokumen yang di minta
  • Klik menu SIM dan pilih Pendaftaran SIM
  • Isi data sesuai dengan data diri Anda
  • Lakukan pembayaran biaya membuat SIM 
  • Selanjutnya ujian teori
  • Jika lulus, pilih tanggal untuk mengikuti ujian lapangan di satpas yang sudah anda pilih
  • SIM dapat diambil setelah lulus ujian praktek
Adapun untuk biaya membuat SIM sebagai berikut :
  • SIM A - Rp. 120.000
  • SIM B - Rp. 120.000
  • SIM B I - Rp. 120.000
  • SIM C - Rp. 100.000
  • SIM C I - Rp. 100.000
  • SIM C II - Rp. 100.000
  • SIM D - Rp. 50.000
  • SIM D II - Rp. 50.000
  • SIM Intetnasional - Rp. 250.000
Perlu diperhatikan, nominal diatas belum termasuk biaya tes kesehatan dan tes psikologi.

Selasa, 08 November 2022

Makalah Komunikasi Bisnis Lintas Budaya dan Hubungannya Dengan Psikologi Industri dan Organisasi


 BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Di era globalisasi komunikasi antar budaya merupakan hal yang penting bagi semua penduduk dunia. Kemunculan komunikasi antar budaya di desak oleh adanya interdependensi antar bangsa yang semakin nyata, baik itu di bidang ekonomi, iptek, politik, dan lain-lain. Mobilitas penduduk dunia yang semakin tinggi dan kemajuan teknologi komunikasi yang berkembang pesat juga semakin memungkinkan terjadinya komunikasi antar budaya. Perbedaan kultur dari orang- orang yang berkomunikasi yang menyangkut kepercayaan, nilai, serta cara berperilaku serta latar belakang budaya yang berbeda inilah yang menjadi ciri terpenting   yang   menandai  komunikasi  antar  budaya. Tak dapat   dipungkiri  semakin pentingnya arti komunikasi antar budaya yang menempati posisi sentral dalam dinamika sosial, oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai komunikasi bisnis lintas budaya dan huungannya dengan psikologi industri dan organisasi

Komunikasi memiliki peran yang sangat besar dalam dunia bisnis khususnya mereka yang  berkecimpung di dunia bisnis berskala internasional untuk mencapai kesuksesan di tengah semakin kompetitifnya pasar di era globalisasi seperti sekarang ini. Untuk itu, suatu perusahaan perlu mengembangkan strategi serta keterampilan dalam komunikasi bisnis. Tak jarang   para   manajer   yang   bekerja   pada   perusahaan   internasional   cenderung   untuk mengabaikan hambatan tak kasat mata akibat adanya perbedaan budaya dalam komunikasi bisnis.

Budaya sebagai salah satu  dari faktor-faktor  yang  mempengaruhi komunikasi juga berperan      menjadi     salah      satu      faktor     yang      menyebabkan hambatan-hambatan komunikasi terutama dalam komunikasi bisnis lintas budaya. Memahami perbedaan budaya adalah salah satu kerterampilan penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk berkembang dalam rangka memiliki keuntungan kompetitif dalam dunia bisnis berskala internasional. Menurut Tian Guang dan Dan Trotter (2012) budaya berdampak pada berbagai aspek dalam komunikasi bisnis internasional, diantaranya berdampak pada kebijakan perdagangan  bebas,  lokalisasi  dan  standarisasi  strategi  keputusan,  periklanan,  efektivitas merek, hubungan bisnis, manajemen bisnis internasional, pemasaran internasional, negosiasi internasional, serta perilaku konsumen.

1.2  Tujuan

  • Memahami pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya
  • Memahami budaya dan perbedaan budaya
  • Memahami cara menghindari reaksi etnosentris

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

A.  Pengertian Komunikasi

Apa  itu  komunikasi?  Komunikasi adalah proses  berbagi makna  meliputi perilaku verbal dan nonverbal. Hakikat lain dari komunikasi adalah proses pernyataan manusia. Yang dinyatakan   itu   adalah   pikiran   atau   perasaan   seseorang   kepada  orang   lain   dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Komunikasi Bisnis Lintas Budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis  baik  komunikasi  verbal  maupun  nonverbal  dengan  memperhatikan  faktor-faktor budaya  disuatu  daerah,  wilayah,  atau  negara.  Pengertian  lintas  budaya    dalam  hal  ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara. Sebagaimana diketahui, setiap daerah yang ada di Indonesia ini memiliki kekhasan budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya, seperti bagaimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana seseorang menghargai  orang  lain,  bagaimana  mereka  memanfaatkan  waktu  yang  ada,  bagaimana mereka bekerja, bagaimana mereka meyakini atau mempercayai sesuatu yang sudah turun- temurun dari nenek moyang mereka, bagaimana mereka berpakaian, dan bagaimana mereka memperlakukan suatu produk.

Segala perilaku yang kita lakukan dapat disebut komunikasi jika hal tersebut melibatkan dua orang atau lebih. Menurut Everett M. Rogers “komunikasi adalah proses hal mana  suatu  ide  dialihkan  dari sumber  kepada  satu  penerima  atau  lebih  dengan  maksud mengubah perilaku”. Dalam hal ini ditekankan bahwa dalam komunikasi ada sebuah tujuan untuk menyampaikan pesan, ide, atau gagasan kepada orang lain. Namun, sekalipun kita sedang  sendiri tanpa ada orang  lain  yang  berinteraksi dengan kita baik  secara  langsung maupun tidak langsung, kita masih bisa melakukan komunikasi yang disebut dengan komunikasi intrapersonal yaitu berkomunikasi dengan diri sendiri.

Dikutip dari pelbagai sumber, komunikasi memiliki beberapa definisi, yakni :

Komunikasi  merupakan  pertukaran  pesan-pesan  secara  tertulis  dan  lisan melalui percakapan, atau bahkan melalui penggambaran yang imajiner.

  • Komunikasi merupakan pembagian informasi atau pemberian hiburan melalui kata-kata secara lisan atau tertulis dengan metode lainnya.
  • Komunikasi merupakan pengalihan informasi dari seorang kepada orang lain.
  • Pertukaran makna antara individu dengan menggunakan sistem simbol yang sama.
  • Komunikasi adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui suatu saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu.
  • Komunikasi adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya, atau tampilan pribadi, atau hal lain di sekelilingnya  yang memperjelas makna.

Pada dasarnya, komunikasi merupakan proses pernyataan, pertukaran, pengalihan dan pembagian informasi antar individu dimana ide, perasaan, gagasan, dan lain hal yang mengandung makna disampaikan melalui bahasa verbal maupun nonverbal.

Begitu pula pelaku bisnis, apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau negara lain, pemahaman budaya disuatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat  penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman disuatu negara, agar tidak terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan.

a.   Unsur Komunikasi

DeVito  memiliki  model  komunikasi  yang  unsur-unsur  utama  komunikasinya  terdiri dari sepuluh komponen. Adapun komponen-komponen tersebut, yakni :

Source  (sumber),  adalah seseorang  yang  akan  menyampaikan  ide atau  dia berkeinginan  atau  berhasrat  menyampaikan  pesan.  Misalnya;  Organisasi Siaran Columbia (CBS), Gedung Putih, dan seorang guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

  • Encoding (sandi), adalah suatu proses menempatkan ide-ide ke dalam symbol.

Misalnya; I love you dapat memicu reaksi pada beberapa individu dengan simbol glove dan above atau lemon.

  • Message (pesan), adalah suatu proses mengidentifikasi pemikiran sandi- encoded, kata kerja atau kata-kata sandi, dan akibat dari sasaran sandi tersebut.
  • Channel (saluran), adalah berkenaan dengan cara menyampaikan pesan sandi secara teknis. Misalnya; melalui media cetak, elektronik, atau melalui gelombang  lampu/cahaya dan gelombang  suara/bunyi terhadap  komunikasi secara face-to-face.
  • Noise (bunyi), adalah secara teknis mengubah suatu pesan melalui sumber sandi. Misalnya; bunyi dapat memiliki berbagai bentuk seperti: melalui suara/bunyi radio, perasaan lelah atau lapar yang dapat mengganggu kita, dan yang berhubungan dengan bunyi kata.
  • Receiver (penerima), adalah seseorang yang bertugas menerima pesan, baik pesan yang disampaikan itu datang dari seseorang tertentu atau dari seorang sumber komunikasi.
  • Decoding (penerimaan respon sandi), adalah suatu proses yang berlawanan dengan sandi dan merupakan aktivitas proses yang benar benar menguraikan isi sandi/kode.
  • Receiver response, adalah sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan yang ditugasi untuk menerima isi pesan yang disampaikannya. Respon dapat memberikan jarak dari beberapa reaksi atau tindakan yang tidak diinginkan dari sumber pesan.
  • Feedback (umpan balik), adalah suatu hal yang berkenaan dengan penerima respon yang berkaitan dengan sumber pesan yang ditugasi untuk memahami makna dari sumber informasi tersebut. Umpan balik merupakan proses komunikasi interaktif atau proses komunikasi dua arah (two way communication).
  • Context (konteks), adalah komponen komunikasi yang terakhir. Konteks dapat didefinisikan sebagai suatu lingkungan yang lazim terjadi dalam komunikasi dan dapat membantu mendefinisikan komunikasi tersebut.

Dari unsur-unsur yang telah disebutkan diatas, setiap unsurnya akan saling berkaitan satu sama lain dan memiliki peranan penting dalam membangun proses komunikasi.

b.  Fungsi Komunikasi

Dalam kajian ilmu komunikasi banyak para ahli yang memiliki pendapatnya masing-masing terkait fungsi dari komunikasi itu sendiri, namun dalam penelitian ini penulis  menggunakan pendapat  dari Harold  D.Laswell untuk  menjelaskan  fungsi- fungsi komunikasi secara lebih terperinci sebagai berikut :

  • Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the environment)
  • Menghubungkan   bagian-bagian   yang   terpisah   dari   masyarakat   untuk menanggapi lingkungannya (correlation of the part of society in responding to the environment)
  • Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya (transmission of the social heritage)

Selain fungsi-fungsi di atas, komunikasi juga memiliki berbagai fungsi lain dalam kehidupan manusia. Komunikasi berfungsi menghubungkan antara berbagai komponen masyarakat, komunikasi juga dapat membuka peradaban manusia, komunikasi merupakan manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat, tanpa bisa dipungkiri lagi komunikasi berperan penting dalam sosialisasi nilai ke masyarakat, kemudian dengan adanya komunikasi seorang individu bisa menunjukkan jati diri kemanusiaannya.

B.  Pengertian Budaya

Budaya sebagai salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi juga berperan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hambatan-hambatan komunikasi terutama dalam komunikasi bisnis lintas budaya. Memahami perbedaan budaya adalah salah satu keterampilan penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk berkembang dalam rangka memiliki keuntungan kompetitif dalam dunia bisnis berskala internasional. Menurut Tian Guang dan Dan Trotter (2012) budaya berdampak pada berbagai aspek dalam komunikasi bisnis internasional, diantaranya berdampak pada kebijakan perdagangan bebas, lokalisasi dan standarisasi strategi keputusan, periklanan, efektivitas merek, hubungan bisnis, manajemen bisnis internasional, pemasaran internasional, negosiasi internasional, serta perilaku konsumen.

Menurut Tian Guang dan Dan Trotter (2012), yang dimaksud dengan komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi bisnis antara konsumen atau antara konsumen yang berbeda budaya dengan pemasar paling tidak pada salah satu aspek dasar budaya seperti bahasa, agama, norma-norma sosial, nilai-nilai, pendidikan, dan gaya hidup.

Komunikasi bisnis lintas budaya menuntut organisasi atau perusahaan untuk lebih sensitif terhadap adanya perbedaan budaya. Menghormati hak terhadap budaya oleh konsumen dalam berbagai budaya dan pasar, para pemasar hendaknya memahami bahwa konsumen mereka memiliki hak terhadap budaya masing-masing. Jika seorang pemasar  ingin sukses dalam pemasaran lintas budaya maka mereka harus menghormati nilai-nilai serta hak yang dimiliki oleh konsumen.

Berikut adalah beberapa pengertian tentang budaya menurut para ahli :

  • Edward T. Hall, mendefinisikan budaya sebagai dasar dari proses komunikasi yang menciptakan  iklim  bagi  studi komunikasi  antar  budaya dalam  ranah  komunikasi bukan ranah antropologi.
  • P.  Joint dan M.  Warner (1996)  mendefinisikan  budaya  sebagai  sebuah  pola  yang diterima dari berbagai asumsi tentang bagaimana sebuah kumpulan orang seharusnya berpikir, bertindak, dan rasakan sebagaimana yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Geert Hofstede (1997) menyatakan bahwa terdapat dua macam budaya, yaitu budaya organisasi dan budaya  bangsa  yang  memiliki perbedaan dalam tataran nilai serta praktis. Nilai diperoleh dari pengalaman kehidupan seperti keluarga dan sekolah di awal kehidupan seseorang. Ssedangkan praktis diperoleh dari pengalaman sosial misalnya  bekerja.  Dalam  tingkatan  organisasi,  perbedaan  budaya  tampil  sebagian besar dalam tataran praktis dibandingkan dengan nilai (He dan Liu, 2010 : 5)

a.   Tingkatan Budaya

Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya, yaitu :

  • Formal

Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan  oleh  suatu  masyarakat  yang  turun-temurun  dari  satu  generasi  ke

generasi berikutnya dan hal itu bersifat formal atau resmi. Dalam dunia pendidikan, tata bahasa Indonesia adalah termasuk budaya tingkat formal yang mempunyai suatu aturan yang bersifat formal dan terstruktur dari dulu hingga sekarang.

  • Informal

Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai (digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan.

  • Teknis

Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting. Terdapat suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan. Pada tingkatan formal pembelajaran dalam budaya mencakup pembelajaran pola perilakunya, sedangkan pada tingkatan teknis, aturan-aturan disampaikan secara logis dan tepat.

b.  Komponen Budaya

Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap elemen terbangun oleh beberapa komponen utamanya,  yaitu nilai-nilai,  norma-norma, symbol-simbol, bahasa, dan pengetahuan. Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain; bahasa, kepercayaan/keyakinan, sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan organisasi sosial. Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu :

  • Budaya  Material  (material  culture),  dibedakan  dalam  dua  bagian  yaitu teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya. Sedangkan ekonomi dimaksudkan suatu cara orang  menggunakan segala kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

  • Organisasi sosial (social institution), dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain, mengorganisasikan kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.
  • Sistem kepercayaan atau keyakinan (belief system) yang dianut oleh suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat tersebut.
  • Estetika (aesthetics), nilai nilai estetika yang ditunjukkan masyarakat dalam berbagai peran tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran secara efektif.
  • Bahasa (language), adalah suatu cara yang digunakn seseorang dalam mengungkapkan sesuatu melalui symbol-simbol tertentu kepada orang lain.

c.   Ciri-Ciri Budaya

Budaya dan unsur-unsur di dalamnya terikat oleh waktu dan bukan kuantitas yang statis. Budaya pasti akan mengalami perubahan, seberapa lama pun perubahan tersebut. Bisa berubah secara cepat juga bisa secara lambat tergantung seberapa kuat budaya tersebut dan intensitas interaksinya dengan budaya lain. Semakin kuat budaya tersebut dan semakin jarang berinteraksi dengan budaya lain, maka perubahan tersebut akan terjadi dengan lambat. Begitu pula sebaliknya, semakin sering intensitas interaksi budaya tersebut dengan budaya lain maka semakin cepat  perubahan tersebut  terjadi.  Lengkapnya,  budaya  memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Budaya bukan bawaan, tetapi dipelajari.
  • Budaya dapat disampaikan dari orang ke orang, dari kelompok ke kelompok, dan dari generasi ke generasi.
  • Budaya berdasarkan simbol.
  • Budaya bersifat dinamis, suatu sistem yang terus berubah sepanjang waktu.
  • Budaya  bersifat  selektif,  mempresentasikan  pola-pola  perilaku  pengalaman manusia yang jumlahnya terbatas.
  • Berbagai unsur budaya saling berkaitan
  • Etnosentrik  (menganggap  budaya  sendiri  yang  terbaik  atau  standar  untuk menilai budaya lain).

d.  Perbedaan Budaya

Untuk memahami perbedaan budaya, berikut diulas secara singkat mengenai budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah,  konsep  wajah,  serta dimensi-dimensi budaya (Jandt, 2009 : 399-401).

  • Budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah

Satu konsep yang sangat berguna untuk memahami perbedaan budaya dalam komunikasi bisnis adalah dengan konsep yang dikenalkan oleh Edward T. Hall (1976) yang membedakan budaya konteks rendah dengan budaya konteks tinggi. Budaya dengan makna lebih kecil ditentukan  oleh  konteks  karena  sebagian  besar  pesan  di-encode dalam  bahasa  sendiri dinamakan konteks rendah. Dalam budaya konteks rendah pesan-pesan verbal dinilai tinggi serta memiliki spesifikasi yang tinggi serta rinci.

Sementara itu, budaya dengan lebih sedikit dikatakan atau ditulis karena banyaknya makan dalam sebuah lingkungan atau telah dibagikan o leh orang dinamakan dengan konteks tinggi. Dalam budaya konteks tinggi, sangat sedikit pesan-pesan yang dikode secara eksplisit. Budaya konteks tinggi lebih sensitif terhadap pesan-pesan nonverbal dan lebih seperti menyajikan  sebuah  konteks  dan  latar  belakang.  Dalam  budaya  konteks  tinggi,  orang membawa lebih dekat dengan pentingnya konteks yang dibagi. Pesan bisa jadi hilang dalam budaya konteks rendah. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan pemahaman implisit yang menyertai makna di antara mereka yang berkomunikasi. Antropolog Edward T. Hall (dalam Quible.

1996:409) membagi konteks budaya menjadi dua tingkat. yaitu budaya konteks tinggi (high context culture) dan budaya konteks rendah (low context culture).

Budaya  konteks  tinggi  (misalnya.,  Korea  dan  Taiwan)  cenderung  lebih memperhatikan petunjuk yang bersifat nonverbal (ekspresi muka, bahasa tubuh) daripada verbal. Sebaliknya, budaya konteks rendah (misalnya, Amerika dan Eropa) lebih memperhatikan pesan yang diungkapkan secara verbal. Oleh karena itu, bagi budaya konteks rendah, persetujuan tertulis dianggap lebih mengikat karena memiliki dasar hukum yang kuat. Sebaliknya, bagi budaya konteks tinggi, jaminan dan kepercayaan pribadi lebih penting daripada kontrak dan pandangan terhadap hukum yang  lebih  fleksibel.  Komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berasal dari kelompok budaya yang sama akan berlangsung lebih lancar dan mudah.

  • Konsep wajah

Terkait  dengan konsep  budaya konteks tinggi dan  budaya konteks rendah adalah konsep wajah. Wajah dapat dipahami dalam dua cara. Pertama, wajah merujuk pada rasa percaya diri terhadap orang lain dalam hal karakter moral. Dan kedua, wajah merujuk pada prestise atau reputasi seseorang yang dicapai dalam hidup. Dalam budaya konteks tinggi seperti China, komunikasi terjalin secara tidak langsung atau implisit dan lebih seperti menggunakan perantara karena harmoni sosial dan pengelolaan wajah adalah krusial.

Komunikasi yang dilakukan melalui perantara dapat mengeliminasi terjadinya konfrontasi  tatap  muka  dan  mengurangi  resiko  kehilangan  muka.  Terdapat  lebih  dari negosiasi wajah dan kesamaan wajah atau pengelolaan wajah lainnya. Dalam konteks budaya rendah seperti Amerika Serikat, terdapat lebih dari negosiasi wajah secara langsung dan lebih mengelola wajah sendiri.

Dimensi lintas budaya telah menjadi salah satu faktor penting untuk memahami berbagai macam  lingkungan  ekomoni  dan  bisnis. Geert  Hofstede (1980)  mempublikasikan  hasil studinya mengenai berbagai macam dimensi budaya yaitu individualisme, maskulinitas, kekuatan jarak, dan penghindaran ketidakpastian. Konsep ini telah diterapkan ke berbagai macam    bidang    seperti    psikologi    lintas    budaya,    manajemen    internasional    dan bisnis, komunikasi lintas budaya, dan lain-lain.

  • Individualisme dan Kolektivisme

Dimensi  ini  merujuk  pada  bagaimana  individu  memandang  atau  mendefinisikan  dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain dari strukturnya longgar hingga yang terintegrasi dengan kuat. Dalam budaya individualis, minat individu berada di atas minat kolompok. Budaya  individualis  menekankan  pada  arahan  diri dan  pencapaian  diri,  misalnya  adalah Negara Kanada.

Sedangkan, dalam budaya kolektif, minat kelompok berada di atas minat individu. Budaya kolektif menekankan pada kesetiaan pada kelompok dan konformitas, misalnya adalah Indonesia. Dimensi individualisme dan kolektivisme adalah dimensi budaya yang umumnya digunakan sebagai landasan teori dalam berbagai penelitian komunikasi lintas budaya dalam bidang komunikasi, psikologi, dan antropologi

  • Maskulinitas dan Feminitas

Hofstede memberikan label sebagai budaya maskulin untuk menggambarkan perbedaan maksimal antara pria dan wanita. Budaya yang menempatkan nilai tinggi pada maskulin memberlakukan tekanan pada keasertifitas, kompetisi, dan sukses materi, misalnya adalah Negara Jepang. Sedangkan label budaya feminin merujuk pada adanya tumpang tindih peran sosial  yang  dialami oleh wanita.  Budaya  yang  menempatkan  nilai tinggi terhadap feminin memberlakukan tekanan pada kualitas hidup, hubungan interpersonal, dan lebih memperhatikan kelemahan, misalnya adalah Negara Norwegia.

Kekuatan jarak mengindikasikan tingkat dimana kekuatan didistribusikan secara seimbang dalam sebuah masyarakat dan derajat penerimaan masyarakat terhadap distribusi tersebut. Budaya dengan kekuatan jarak yang tinggi dan pengaruh terkonsentrasi pada beberapa orang dibandingkan dengan seluruh polpulasi. Negara dengan kekuatan jarak yang tinggi cenderung otoriter dan berkomunikasi dengan interaksi yang terbatas dan penguatan perbedaan diantara orang-orang. Negara dengan kekuatan jarak tinggi misalnya Malaysia, sedangkan Negara dengan kekuatan jarak rendah misalnya Israel.

  • Penghindaran Ketidakpastian

Penghindaran ketidakpastian adalah tingkat dimana orang dalam suatu budaya merasa terancam oleh situasi yang tidak dikenal dan diketahui dan merasa membutuhkan aturan yang tertulis maupun tidak tertulis. Dalam dunia bisnis, hal ini membuat orang membutuhkan kerja keras karena aturan, presisi, dan puntualitas dinilai. Negara dengan tingkat penghindaran ketidakpastian tinggi misalnya Yunani dan Negara dengan tingkat penghindaran ketidakpastian rendah misalnya Singapura.

  • Orientasi Jangka Panjang dan Orientasi Jangka Pendek

Hofstede berpendapat bahwa dimensi-dimensi budaya dapat digambarkan sebagai pentingnya hubungan dengan masa depan dibandingkan dengan masa lalu dan masa kini. Orientasi jangka panjang merujuk pada individu-individu yang berdedikasi, termotivasi, bertanggung jawab, dan berpendidikan dengan sebuah rasa komitmen dan kesetiaan terhadap identitas organisasi.

Pada orientasi jangka panjang, konsisten dengan penghematan, ketekunan pada hasil, dan keinginan untuk berada pada sisi sub-ordinat bagi sebuah tujuan. Sedangkan dalam orientasi jangka pendek, konsisten dengan pemborosan dan ketekunan pada hasil yang cepat. Negara dengan tingkat orientasi jangka panjang yang tinggi misalnya Tiongkok. Sedangkan, Negara dengan tingkat orientasi jangka pendek misalnya Inggris Raya.

C.Faktor Yang Mempengaruhi Kebudayaan

Supartono dalam bukunya Ilmu Budaya Dasar mengutip pendapat dari Dr. H. Th. Fischer, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kebudayaan dan secara garis besar disebut berikut ini :

  • Faktor Kitaran Geografis (lingkungan hidup, geografisch milieu)

Faktor lingkungan fisik lokasi geografis merupakan sesuatu corak budaya sekelompok masyarakat.  Dengan  kata  lain,  faktor  kitaran  geografis  merupakan  determinisme  yang berperan besar dalam pembentukan suatu kebudayaan

  • Faktor Induk Bangsa

Ada dua pandangan berbeda mengenai faktor induk bangsa ini, yaitu pandangan Barat dan pandangan Timur. Pandangan Barat berpendapat bahwa perbedaan induk bangsa dari beberapa kelompok masyarakat mempunyai pengaruh terhadap suatu corak kebudayaan. Berdasarkan pandangan  Barat,  umumnya tingkat  peradaban didasarkan atas ras.  Namun, pandangan Timur berpendapat bahwa peranan induk bangsa bukanlah sebagai faktor yang mempengaruhi kebudayaan. Kenyataannya dalam sejarah, budaya Timur sudah lebih dulu lahir dan cukup tinggi justru pada saat bangsa Barat masih “tidur dalam kegelapan”.

  • Faktor Saling Kontak Antarbangsa

Hubungan antarbangsa yang semakin mudah akibat sarana penghubung yang semakin sempurna menyebabkan satu bangsa mudah berhubungan dengan bangsa lain. Akibat adanya hubungan antarbangsa ini, dapat atau tidaknya suatu bangsa mempertahankan kebudayaannya tergantung dari pengaruh kebudayaan asing,  jika lebih kuat  maka kebudayaan asli dapat bertahan. Sebaliknya, apabila kebudayaan asli lebih lemah dari pada kebudayaan asing maka lenyaplah kebudayaan asli dan terjadilah budaya jajahan yang sifatnya tiruan (colonial and imitative culture). Namun, dalam kontak antarbangsa  ini yang banyak terjadi adalah adanya keseimbangan yang melahirkan budaya campuran (acculturation).

Selain pengaruh luar, masalah waktu sebenarnya juga ikut berperan dalam pembentukan suatu kebudayaan. Bagi manusia modern, lingkungan hidup yang sulit merupakan tantangan (challenge) untuk dicari jawabannya (response) agar kehidupan dapat semakin  maju. Jadi mereka bukannya menyerah pada alam,  melainkan mau  menaklukan alam.

Sedangkan melakukan kontak dengan bangsa lain justru perlu diperhatikan dengan adanya budaya asli, apakah kuat atau lemah. Selain itu, maju mundurnya suatu kebudayaan asli dapat ditinjau dari segi materi atau rohaninya. Kebudayaan Barat yang sekarang dinilai lebih maju, cenderung bersifat materi, sedangkan nilai rohaninya justru mundur. Kebudayaan Timur pada umumnya  secara  materi  belum  maju,  tetapi secara  rohani  (spiritual)  dinilai  lebih  tinggi daripada kebudayaan Barat.

2.2  Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Perkembangan dunia saat ini sangatlah pesat dengan mobilitas dan dinamika yang sangat tinggi membuat kemajuan di segala bidang, sehingga memungkinkan kita untuk dapat berinteraksi dengan berbagai budaya lain. Interaksi budaya tersebut dapat berlangsung secara tatap muka, media massa, melancong ke mancanegara, mengenyam pendidikan di Negara lain, dan lain sebagainya. Semua itu merupakan fenomena komunikasi bernuansa perbedaan budaya.

Fenomena komunikasi berbeda budaya tidak selalu harus berbeda Negara, dalam satu Negara pun dapat ditemukan fenomena komunikasi lintas budaya seperti halnya di Indonesia yang memiliki berbagai suku, yang kemudian melahirkan budaya-budaya yang berbeda. Komunikasi dan kebudayaan tidak sekedar dua kata tetapi dua konsep  yang tidak dapat dipisahkan. Komunikasi lintas budaya sudah ada sejak pertama kali orang-orang dari budaya yang berbeda saling bertemu

Komunikasi bisnis lintas budaya adalah proses menngirim dan menerima pesan bisnis antarindividu yang berbeda budaya. Perbedaan budaya merupakan salah satu hambatan komunikasi yang palimg sulit diatasi. Namun, berkomunikasi dengan seseorang yang berbeda budayanya tidak mungkin dihindari, terlebih lagi dalam era globalisasi.

Menurut Tian Guang dan Trotter (2012), yang dimaksud dengan komunikasi bisnis lintas  budaya  adalah  komunikasi  bisnis  diantara  konsumen  atau  antara  konsumen  yang berbeda budaya dengan pemasar paling tidak pada salah satu aspek dasar budaya seperti bahasa, agama, norma-norma sosial, nilai-nilai, pendidikan, dan gaya hidup.

Definisi komunikasi lintas budaya yang paling sederhana, menurut Alo Liliweri yakni komunikasi   antarpribadi   yang   dilakukan   oleh   mereka   yang   berbeda   latar   belakang kebudayaan. Dengan pemahaman yang sama, maka komunikasi lintas budaya dapat diartikan melalui beberapa pernyataan sebagai berikut :

  • Komunikasi lintas budaya adalah pernyataan diri antar pribadi yang paling efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.
  • Komunikasi  lintas  budaya  merupakan  pertukaran  pesan-pesan  yang  disampaikan secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner antara dua orang yang berbeda latar belakang budaya.
  • Komunikasi lintas budaya merupakan pembagian pesan yang berbentuk informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tertulis atau metode lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
  • Komunikasi lintas budaya adalah pengalihan informasi dari seorang yang berkebudayaan tertentu kepada seorang yang berkebudayaan lain.
  • Komunikasi lintas budaya adalah pertukaran makna yang berbentuk symbol yang dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
  • Komunikasi lintas budaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghasilkan efek tertentu
  • Komunikasi lintas budaya adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan   di  antara   mereka   yang   berbeda   latar   belakang   budayanya.   Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis,  juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau bantuan hal lain di sekitarnya yang memperjelas pesan.
  • Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain.

Komunikasi  bisnis  lintas  budaya  menuntut  organisasi  atau  perusahaan  untuk  lebih sensitif  terhadap  adanya  perbedaan  budaya.  Menghormati  hak  terhadap  budaya  oleh konsumen dalam berbagai budaya dan pasar, para pemasar hendaknya memahami bahwa konsumen mereka memiliki hak terhadap budaya masing-masing. Jika seorang pemasar ingin sukses dalam pemasaran lintas budaya maka mereka harus menghormati nilai-nilai serta hak yang dimiliki oleh konsumen.

Perusahaan keluarga atau tertutup telah banyak berubah menjadi Perusahaan terbuka. perusahaan lokal dan nasional telah berkembang menjadi Multinational Company (MNC) yang berskala internasional. Misalnya, Unilever, P&G, IBM, dan Coca-Cola membuka cabangnya di berbagai negara atau berafiliasi dengan perusahaan asing. Meningkatnya kerja sama  perdagangan  dan  berkurangnya  halangan  untuk  memasuki  pasar  akan  memperluas arena  perdagangan  internasional.  Contoh  kerja  sama  perdagangan  global  adalah  WTO. AFTA, dan NAFTA.

Operasi  global  akan  meningkatkan  kebutuhan  untuk  berkomunikasi  dengan  budaya asing. Baik berada di negara sendiri maupun di negara asing, tetap ada kemungkinan untuk berkomunikasi  dengan  seseorang  dengan  berbagai  latar  belakang  budaya  dan  bahasa. Interaksi  lintas  budaya  terjadi  dalam  komunikasi  internal  maupun  ekstenal  perusahaan. Dalam komunikasi internal akan terjadi interaksi antarpekerja yang berasal dari berbagai bangsa dan suku bangsa. Sementara dalam komunikasi ekstermal, perusahaan akan berhadapan dengan pelanggan, pemasok, investor, dan pesaing dari berbagai negara. Untuk mempermudah komunikasi, pekerja tidak hanya dituntut mampu menggunakan bahasa yang berlaku secara internasional, tetapi juga meningkatkan pemahaman terhadap budaya asing.

2.3  Proses Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi  bukan  hanya  dilihat  sebagai  kegiatan  yang  menghubungkan  antar manusia  dalam keadaan  pasif,  tetapi komunikasi  juga  harus  dilihat  sebagai proses  yang menghubungkan  manusia  melalui  tindakan  yang  terus  diperbaharui.  Proses  komunikasi terinci dalam rangkaian-rangkaian  aktivitas  (misalnya  dari seorang  komunikator, mengirimkan  pesan,  melalui  media,  kepada  komunikan  dengan  dampak  tertentu)  yang

berbeda-beda, namun saling berkaitan, bahkan mungkin rangkaian-rangkaian itu diaktifkan secara bertahap dan berubah sepanjang waktu.

Salah satu karakteristik komunikasi adalah komunikasi sebagai proses, karena komunikasi sangat dinamik, selalu berlangsung dan berubah-ubah. Pada hakikatnya proses komunikasi antarbudaya tidak  berbeda  jauh dengan proses komunikasi  lain,  yakni  suatu proses yang interaktif dan transaksional serta dinamis.

Menurut Wahlstrom, komunikasi antarbudaya yang interaktif adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dengan komunikan dalam dua arah/timbal balik namun masih berada pada tahap rendah.

Komunikasi transaksional meliputi tiga unsur penting yakni;

  • keterlibatan  emosional  yang  tinggi,   yang  berlangsung  terus   menerus  dan berkesinambungan atas pertukaran pesan;
  • peristiwa komunikasi meliputi seri waktu, artinya berkaitan dengan masa lalu, kini yang akan dating
  • partisipan dalam komunikasi antarbudaya menjalankan peran tertentu.

Bentuk komunikasi di atas mengalami proses yang bersifat dinamis, karena proses  tersebut  berlangsung  dalam  konteks  sosial  yang  hidup,  berkembang  dan bahkan  berubah-ubah berdasarkan waktu,  situasi  dan kondisi tertentu. Kebudayan merupakan dinamisator “penghidupan” bagi proses komunikasi antarbudaya.

Menurut  Koentjaraningrat,  ada tujuh  buah kebudayaan  yang  dapat  disebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan di dunia yang dapat mendokong proses komunikasi antarbudaya yaitu :

  • Bahasa

Salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia yang merupakan syarat berlangsungnya suatu interaksi adalah pengetahuan tentang bahasa. Bahasa adalah suatu alat yang dipergunakan ataupun dipakai manusia dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan  sesama  manusia.  Dalam segi  bahasa  mahasiswa  Patani  menggunakan  bahasa Melayu Pattani, atau dalam bahasa Thailand adalah Yawi atau Jawi, adalah sebuah dialek dari bahasa Melayu yang dituturkan di provinsi paling selatan dari Thailand yang berbatasan dengan Malaysia.

Dialek Melayu Pattani adalah bahasa utama dari grup etnik Melayu Thai. Melayu Pattani adalah dialek Melayu yang paling berbeda, karena lebih terpengaruh oleh bahasa Thai dan juga terisolasi dari tempat bahasa Melayu dituturkan karena dibatasi oleh pegunungan tinggi. Dialek tersebut hampir mirip dengan Bahasa Melayu Kelantan yang

dituturkan di seberang perbatasan. Dialek Kelantan dan Pattani sangat berbeda jauh sampai-sampai rekaman radio dalam bahasa Melayu Standar agak sulit dimengerti. Keduanya juga berbeda dari dialek Bahasa Melayu Terengganu.

  • Sistem Ilmu Pengetahuan

Latar belakang pendidikan merupakan suatu hal yang memudahkan proses komunikasi  antarbudaya.  Jika  di  Indonesia  latar  belakang  pendidikan  masyarakatnya tidak begitu dominan ke pendidikan Islam, berbeda halnya dengan di Patani, pendidikan awal yang  masuk  ke Patani adalah pendidikan  Islam  yang  berupa pondok  pesantren seperti halnya di Indonesia. Meskipun seiring berjalannya waktu pemerintah Patani mulai mendirikan lembaga-lembaga pendidikan formal lainnya seperti sekolah-sekolah umum. Sehingga pendidikan pondok pesantren mulai sedikit peminatnya, hal tersebut tidak menjadikan nilai-nilai Islam dalam pendidikan di Patani hilang. Justru dalam sekolah- sekolah formal nilai-nilai Islam tetap diajarkan.

  • Organisasi Sosial

Organisasi sosial sebagai wadah pertemuan dan mempersatukan ide-ide mereka diharapkan dapat menghindari konflik yang terjadi di masyarakat.

  • Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Yaitu  peralatan  dan  perlengkapan  hidup  manusia  (pakaian,  perumahan,  alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi transport, dan sebagainya).

  • Sistem Mata Pencaharian Hidup

Sistem mata pencaharian hidup lebih terfokus pada jenis pekerjaan manusia untuk bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.

  • Sistem Kepercayaan

Kepercayaan  disini  mengaitkan  hubungan  antara  objek  yang  diyakini  individu, dengan sifat-sifat tertentu objek tersebut secara berbeda. Tingkat, derajat, kepercayaan kita menunjukkan pula kedalaman dan isi kepercayaan kita. Jika kita merasa lebih pasti dalam kepercayaan kita ini, lebih besar pula kedalaman dan isi tersebut,karena budaya memainkan peranan penting  dalam proses pembentukan kepercayaan.  Dalam  hal  ini, sistem kepercayaan atau agama yang dianut masyarakat Patani adalah mayoritas Islam. Sama  halnya dengan di Indonesia,  namun di Patani nilai-nilai Islamnya  lebih kental dibandingkan dengan di Indonesia.

  • Kesenian

Setiap etnis dan suku bangsa mempunyai ciri khas tersendiri mengenai kesenian atau budaya masing-masing. Ciri khas yang amat jelas terlihat dari masyarakat Patani adalah

pakaiannya. Penggunaan jilbab syar‟I, rok, dan juga baju yang panjangnya sampai lutut membuat mahasiswa Patani atau masyarakat Patani mudah dikenali saat di Indonesia. Jika kebanyakan orang Indonesia yang menggunakan jilbab syar‟I pasti memakai gamis, tidak demikian dengan masyarakat Patani.

Selain dari segi pakaian, Indonesia dan Patani juga terdapat perbedaan dalam segi makanan. Masakan orang Indonesia kurang sesuai dengan selera di lidah orang Patani, di Patani umumnya makanan berasa asam dan pedas, sedangkan di Indonesia khususnya Banyumas makanannya lebih condong ke rasa manis dan asin.

2.4 Unsur-Unsur Proses Komunikasi Antarbudaya

  • Komunikator

Komunikator dalam komunikasi antarbudaya adalah pihak yang memprakarsai komunikasi, artinya dia mengawali pengiriman pesan tertentu kepada pihak lain yang disebut komunikan.

Ada beberapa karakteristik komunikator dalam komunikasi lintas budaya yang dikenalkan oleh Howard Giles dan Arlene Franklyn-Stokes yang pertama adalah latar belakang etnis dan ras, faktor demografis, hingga ke latar belakang sistem politik. Sedangkan  William  Gudykunst  dan  Young  Yun  Kim  mengatakan  bahwa  secara makro perbedaan karakteristik antarbudaya itu ditentukan oleh faktor nilai dan norma hingga ke arah mikro yang mudah dilihat dalam wujud kepercayaan, minat dan kebiasaan. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah kemampuan berbahasa sebagai pendukung komunikasi.

  • Komunikan

Komunikan dalam komunikasi antarbudaya adalah pihak yang menerima pesan tertentu, dia menjadi tujuan/sasaran komunikasi dari pihak lain (komunikator).

Tujuan komunikasi akan tercapai manakala komunikan “menerima” (memahami makna)  pesan  dari komunikator,  dan  memperhatikan  (attention)  yang  merupakan proses awal dari seorang komunikan “memulai” mendengarkan pesan, menonton atau membaca pesan tersebut. Serta komunikan menerima pesan secara menyeluruh (comprehension) yang meliputi cara penggambaran pesan secara lengkap sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh komunikan.

  • Pesan/symbol

Dalam proses komunikasi, pesan berisi pikiran, ide atau gagasan,  perasaan yang dikirim komunikator kepada komunikan dalam bentuk simbol. Simbol adalah

sesuatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu yang semuanya harus dipahami secara konotatif.

Dalam model komunikasi lintas budaya, pesan adalah apa yang ditekankan atau yang dialihkan oleh komunikator kepada komunikan. Setiap pesan sekurang- kurangnya mempunyai dua aspek utama yaitu isi dan perlakuan. Isi pesan meliputi aspek daya tarik pesan. Namun, aspek daya tarik pesan saja belum cukup, sebuah pesan  harus   mendapatkan   perlakuan,   perlakuan   atas   pesan   berkaitan   dengan penjelasan atau penataan isi pesan oleh komunikator. Pilihan isi dan perlakuan atas pesan tergantung dari keterampilan komunikasi, sikap, tingkat pengetahuan, posisi dalam sistem kebudayaan.

  • Media

Dalam proses komunikasi antarbudaya, media merupakan tempat, saluran yang dilalui oleh pesan atau symbol yang dikirim melalui media tertulis, media massa (cetak, elektronik). Namun terkadang pesan-pesan itu dikirim tidak melalui media, terutama dalam komunikasi antarbudaya tatap muka.

Para ilmuwan sosial menyepakati dua tipe saluran; (1) saluran sensoris meliputi cahaya, bunyi, perabaan, pembauan dan rasa. (2) saluran yang sangat dikenal dan digunakan manusia seperti percakapan tatap muka, material cetakan, dan media elektronik.

  • Efek atau umpan balik

Umpan balik merupakan tanggapan balik dari komunikan kepada komunikator atas pesan-pesan  yang  telah disampaikan.  Tanpa umpan balik  atas pesan-pesan dalam komunikasi antarbudaya maka komunikator dan komunikan tidak bisa memahami ide, pikiran dan perasaan yang terkandung dalam pesan tersebut.

Dalam kasus komunikasi tatap muka, umpan balik lebih mudah diterima, sehingga reaksi-reaksi verbal dapat diungkapkan secara langsung oleh komunikan, begitu juga dengan reaksi-reaksi pesan  non verbal seperti menganggukan kepala tanda setuju maupun menggelengkan kepala tanda tidak setuju dapat dilihat langsung.

  • Suasana

Satu  faktor  penting  dalam komunikasi  antarbudaya  adalah  suasana  yang  kadang- kadang  disebut  setting  of communication,  yakni tempat  dan  waktu  serta suasana ketika  komunikasi  antarbudaya  berlangsung.  Suasana  itu  berkaitan  dengan  waktu yang tepat  untuk bertemu/berkomunikasi, sedangkan tempat  berpengaruh terhadap kualitas relasi komunikasi antarbudaya.

  • Gangguan

Gangguan dalam komunikasi antarbudaya adalah segala sesuatu yang menjadi penghambat  laju pesan yang ditukar antara komunikator dengan komunikan, atau paling fatal adalah mengurangi makna pesan antarbudaya.

De  Vito  (Alo,  2009)  menggolongkan  tiga  macam  gangguan,  

(1)  fisik,  berupa intervensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain, 

(2) psikologis, intervensi kognitif atau mental, 

(3) semantik, berupa pembicara dan pendengar memberi arti yang berlainan.

2.5  Memahami Budaya dan Perbedaan Budaya

Budaya adalah simbol, keyakinan, sikap, nilai, harapan, dan norma tingkah laku yang dimiliki bersama (Bovee dan Thill, 2003:68). Budaya juga diarti- kan sebagai konvensi- konvensi kebiasaan, sikap. dan perilaku sekelompok orang (Heart, 2004:125). Semua anggota suatu budaya memiliki asumsi serupa mengenai bagaimana seharusnya berpikir, bertingkah laku, dan ber- komunikasi. Mereka bertindak cenderung dengan cara yang serupa sesuai asumsi yang dianut.

Budaya dimiliki oleh seluruh manusia, hanya saja terdapat persamaan dan perbedaan dalam aspek – aspek tetentu. setiap manusia menganut budayanya sendiri-sendiri. Budaya memengruhi seseorang sejak dalam kandungan  sampai meninggal dunia, bahkan perlakuan setelah meninggal dunia pun dipengaruhi oleh budaya.

Komunikasi lintas budaya terjadi dalam berbagai situasi, yang berkisar dari interaksi antara orang-orang yang budayanya berbeda secara ekstrim hingga dalam interaksi antara orang-orang yang budayanya sama, tetapi subbudayanya atau subkelompok budayanya berbeda. Besarnya perbedaan antara budaya yang satu dengan yang lain tergantung pada tingkat keunikan masing-masing.

Mengakui dan mengakomodasikan perbedaan budaya tanpa mengharapkan orang dari budaya mana pun untuk meninggalkan identitas diri merupakan langkah penting ke arah komunikasi lintas budaya yang efektif. Komunikasi lintas budaya yang efektif bergantung pada pemahaman terhadap perbedaan budaya. Selain mempermudah hubungan bisnis, pemahaman terhadap perbedaan budaya sekaligus juga meningkatkan reputasi perusahaan.

2.6  Mengenali Perbedaan Budaya

Pada umumnya orang tersebut akan berasumsi mengenai budayanya sendiri dan menganggap orang lain memiliki budayanya sendiri. perbedaan budaya muncul dalam nilai- nilai sosial, gagasan mengenai status, kebiasaan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang, konteks budaya, bahasa tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis (Bovee dan Thill, 2003:69).

  • Nilai-Nilai Sosial

Nilai  sosial adalah  nilai  yang  dianut  oleh  suatu  masyarakat,  mengenai  apa  yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. nilai-nilai sosial dapat mempengaruhi tindakan seseorang.

  • Peran dan Status

Budaya juga menentukan cara seseorang dalam menunjukkan rasa hormat  kepada atasan.  konsep  status  juga  berbeda-beda.  misalnya,  manajer  puncak  di  Amerika  Serikat emiliki ruang kerja khusus. namun di prancis, manajer puncak bekerja diruang terbuka dan dikelilingi para menajer menegah.

  • Adat Pembuatan Keputusan

Di amerika serikat dan kanada, pelaku bisnis berusaha memcapai keputusan secepat dan seefisien mungkin. manajer puncak cukup memikirkan hal-hal pokok saja. sedangkan di yunani, mengabaikan rincian dianggap sebagai sikap menghindar dan tidak dapat di percaya. di  pakistan,  pengambilan  keputusan  cukup  dilakukan  oleh  eksekutif  tinggi.  di  sina  dan jepang, pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus melalui proses yang rumit dan waktu yang panjang. persetujuan harus lengkap dan tidak ada aturan mayoritas.

  • Konsep Mengenai Waktu

Perbedaan konsep mengenai waktu dapat menimbulkan salah pengertian. bagi eksekutif Amerika Serikat dan Jerman, waktu menjadi penentu rencana kerja agar bisa efisien dan fokus pada satu kegiatan pada periode tertentu. pengaturan berbagai aktivitas dibatasi oleh waktu. Bagi eksekutif di Asia, membangun fondasi hubungan bisnis jauh lebih penting daripada menepati batas waktu atau jadwal yang ketat. waktu yang dierlukan untuk saling mengenal dan menjajagi latar belakang relasi bisnis cukup fleskibel.

  • Konsep Ruang Pribadi

Ruang memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda. prang kanada dan amerika serikat biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki ketika berbicara mengenai bisnis. jarak tersebut terlalu dekat bagi orang jerman dan jepang. akan tetapi, bagi orang arab dan amerika latin. jarak tersebut tidak nyaman karena terlalu jauh.

  • Konteks Budaya

Salah satu cara yang digunakan seseorang untuk memberikan arti pada sebuah pesan adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan pemahaman   implisit   yang   menyertai  makna   di  antara   mereka   yang   berkomunikasi. Antropolog Edward T. Hall (dalam Quible. 1996:409) membagi konteks budaya menjadi dua tingkat. yaitu budaya konteks tinggi (high context culture) dan budaya konteks rendah (low context culture).

Budaya  konteks  tinggi  (misalnya.,  Korea  dan  Taiwan)  cenderung  lebih memperhatikan petunjuk yang bersifat nonverbal (ekspresi muka, bahasa tubuh) daripada verbal. Sebaliknya, budaya konteks rendah (misalnya, Amerika dan Eropa) lebih memperhatikan pesan yang diungkapkan secara verbal. Oleh karena itu, bagi budaya konteks rendah, persetujuan tertulis dianggap lebih mengikat karena memiliki dasar hukum yang kuat. Sebaliknya, bagi budaya konteks tinggi, jaminan dan kepercayaan pribadi lebih penting daripada kontrak dan pandangan terhadap hukum yang  lebih fleksibel.  Komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berasal dari kelompok budaya yang sama akan berlangsung lebih lancar dan mudah.

  • Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang membingungkan. Namun,  bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah pengertian antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya tidak berarti juga menguasai bahasa tubuhnya. Orang-orang dari budaya  berbeda  kadang-kadang  salah  membaca  tanda  yang  dikirimkan  oleh  bahasa tubuh. Misalnya, untuk menyatakan ‘tidak’, orang Amerika Serikat dan Kanada akan menggeleng,  orang  Bulgaria  mengangguk,  orang  Jepang  mengangkat  tangan  kanan,  dan orang Sisilia mengangkat dagunya.

Ucapan  selamat   datang  disampaikan  oleh  orang  Indonesia  dengan  cara  bersalaman. Sementara suku Indian mengucapkan selamat datang dengan menjulurkan lidah. Bagi orang Amerika Serikat, menjulurkan lidah merupakan suatu ejekan.

  • Tingkah Laku Sosial dan Sopan Santun

Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh budaya lain. Aturan mengenai tingkah laku sopan bervariasi antara satu negara dengan negara yang lain. Memberi hadiah kepada istri orang lain dianggap tidak sopan oleh orang Arab. Menaikkan kaki ke atas meja dan memberikan sesuatu dengan tangan kiri dianggap biasa oleh orang Amerika Serikat, tetapi dianggap sebagai penghinaan oleh orang Mesir. Di Spanyol, jabatan tangan berlangstung lima sampai tujuh kali ayunan, dan menarik tangan terlalu  cepat  bisa  diartikan  sebagai penolakan.  Sementara  di Perancis,  orang  lebih  suka berjabatan tangan hanya dengan sekali ayunan. Tuan rumah di negara-negara Arab akan merasa dipermalukan apabila tamunya menolak makanan, minuman, dan keramahtamahan dalam bentuk apapun.

  • Tingkah Laku Legal dan Etis

Di beberapa negara, perusahaan sering memberi bayaran ekstra kepada pejabat pemerintah untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Hal itu sudah menjadi kehiasaan yang rutin dan tidak dianggap ilegal. Namun, di Amerika Serikat hal ini dipandang sebagai suap, ilegal, dan tidak etis. Perusahaan yang berdiri di Amerika Serikat dilarang membayar ekstra kepada pegawai negeri di mana pun. Di Inggris dan Amerika Serikat, seseorang dianggap tidak bersalah hingga terbukti menang bersalah. Di Meksiko dan Turki, seseorang dianggap bersalah hingga bisa mem- buktikan tidak bersalah. Perbedaan itu sangat penting bagi perusahaan yang terlibat perselisihan legal di negara lain.

  • Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya membentuk perasaan orang mengenai perusahan dan pekerjaan yang dilakukan, cara menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain, harapan yang menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang terhadap perubahan tersebut. Lebih dari separuh kemitraan perusahaan gagal karena adanya benturan budaya perusahaan.

2.7      Menghadapi Hambatan Komunikasi Lintas Budaya

Hambatan komunikasi dalam komunikasi lintas budaya mempunyai bentuk seperti sebuah  gunung  es  yang  terbenam  didalam  air.  Dimana  hambatan  komunikasi  yang  ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline).

Faktor-faktor hambatan komunikasi lintas budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi, norma, stereotip, filosofi bisnis, aturan, jaringan, nilai dan grup cabang.

Terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi lintas budaya yang berada diatas air (above waterline).  Hambatan komunikasi semacam ini lebih  mudah untuk  dilihat  karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik, hambatan-hambatan tersebut adalah

1.   Fisik  (Physical).  Hambatan  komunikasi  semacam  ini  berasal  dari  hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri dan media fisik

2.   Budaya (Cultural). Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya satu dengan yang lainnya

3.   Persepsi  (Perceptual).  Jenis  hambatan  ini  muncul  dikarenakan  setiap  orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal, sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang  berbeda- beda

4.   Motivasi  (Motivational).   Hambatan  semacam  ini  berkaitan  dengan  tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan  ingin  menerima  pesan  tersebut  atau  malas  dan  tidak  punya  motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi

5.   Pengalaman (Experiantial). Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu

6.   Emosi (Emotional). Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar, apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui

7.   Bahasa  (Linguistic).  Hambatan  komunikasi  yang  berikut  ini  terjadi  apabila pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan

8.   Nonverbal.   Hambatan   nonverbal  adalah   hambatan   komunikasi   yang   tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi, contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan ketika pengirim pesan melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.

9.   Kompetisi  (Competition).  Hambatan  semacam  ini  muncul  apabila  menerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan, contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan dua kegiatan sekaligus   maka   penerima   pesan   tidak   akan   mendengarkan   pesan   yang disampaikan melalui telepon secara maksimal.

Menurut R. Delecta Jenifer dan Dr. G.P. Raman (2015), terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi bisnis lintas budaya yaitu sebagai berikut :

  • Kesalahpahaman

Kesalahpahaman adalah hambatan komunikasi bisnis lintas budaya terbesar. Kesalahpahaman dapat terjadi di antara orang-orang dengan latar belakang budaya dengan beragam kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut masing-masing. Adanya perbedaan budaya dapat menimbulkan kecemasan serta ketidakpastian untuk mengakhiri kesalahpahaman yang terjadi. Kesalahpahaman yang terus berkembang dapat menimbulkan rasa cemas dan ketidakpastian  dalam  berbagai  aspek.  Tentunya  hal  ini  dapat   mempengaruhi  kinerja organisasi.

  • Norma-norma dan Peranan

Norma dapat diartikan sebagai berbagai aturan untuk menentukan apakah suatu perilaku dapat diterima dan sesuai dengan budaya. Masing-masing budaya memiliki seperangkat  norma  dan  memiliki  seperangkat  perilaku  yang  sesuai  atau  dapat  diterima. Mereka yang bekerja dalam lingkungan multikultur selalu gagal untuk memahami berbagai norma dari budaya lain. Hal ini tentunya dapat mengganggu proses komunikasi serta menimbulkan rasa cemas.

  • Kepercayaan dan Nilai-nilai

Kepercayaan  serta  nilai-nilai  yang  dianut  oleh  masing-masing  orang  sangatlah berbeda tergantung latar belakang budaya. Kepercayaan serta nilai-nilai lintas budaya yang berlaku  hendaknya  diketahui  oleh  masing-masing  orang  agar  terjalin komunikasi  yang efektif.

  • Stereotype

Sterotipe  merupakan  penilaian  tentang  seseorang.  Infromasi  yang  kurang  valid tentang seseorang dapat menimbulkan kesalahan pemilihan dalam komunikasi bisnis lintas budaya. Stereotipe budaya yang berlebihan dapat menyebabkan meningkatnya rasa cemas. Stereotipe adalah faktor utama terjadinya perbedaan pendapat  tentang budaya orang  lain sehingga menimbulkan miskomunikasi.

2.8  Menghadapi Reaksi Etnosentris

Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menilai semua kelompok lain menurut standar, tingkah laku, dan tradisi kelompok sendiri serta memandang elompok lain lebih rendah (Bovee dan Thill, 2003:78), semakin besar kesamaan kelompok lain dengan kelompoknya  semakin  dekat  mereka  dengan  kelompok  tersebut.  Orang  yang  etnosentris sering  berpandangan streotipe,  yaitu  berusaha memperkirakan tingkah  laku  atau  karakter individu atas dasar keanggotaan mereka dalam kelompok atau kelas tertentu.

Dalam komunikasi lintas budaya, etnosentris bisa menjadi akar permasalahan resialisme apabila seseorang  memberikan reaksi etnosentris dalam berkomunikasi, berarti orang tersebut tidak memahami dan tidak menerima adanya perbedaan budaya. Komunikasi akan terancam gagal karena adanya ketersinggungan. untuk menghindari reaksi etnosentris dapat dpiergunakan beberapa cara berikut (Haryani, 2001:69)

  • Menerapkan asas kesamaan

Tidak ada budaya inferior dan superior, selain itu tidak ada budaya yang salah dan tidak ada budaya yang benar. Pelaku komunikasi harus menghargai budaya pihak lain dan menerapkan budaya sendiri untuk kelompok sendiri

  • Menerapkan kaidah emasKaidah emas adalah memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Cara itu relative muda dilakukan karena tidak perlu dilakukan pemahaman terhadap nilai-nilai yang dianut orang lain.
  • Menerapkan kaidah timah

Kaidah timah adalah memperlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan diri mereka sendiri. Cara itu relative lebih sulit dari kaidah emas karena harus memahami nilainilai yang dianut orang lain.

D.  Psikologi Industri dan Organisasi

a.   Pengertian Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi Industri dan organisasi merupakan penerapan ilmu psikologi dalam bidang pekerjaan.  Istilah Psikologi Industri dan Organisasi memiliki arti dari Industrial and Organizational Psychology. Lebih luas, industri juga mencakup makna pengertian mengenai perusahaan (Munandar, 2014). Psikologi Industri dan Organisasi adalah suatu studi ilmiah tentang perilaku, kognisi, emosi, dan motivasi serta proses mental manusia yang ada dalam industri/organisasi yang berorientasi pada sistem kegiatan yang terkoordinasi dari suatu kelompok orang yang bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan yang sama di bawah otoritas dan kepemimpinan tertentu (Wijono, 2010).

Menurut Muchinsky (1993; Marliani, 2015), psikologi industri dan organisasi adalah studi tentang hubungan antara manusia dan dunia kerja, yang mencakup penelitian pada manusia tentang tujuan individu bekerja, orang-orang yang ditemuinya, dan pekerjaan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Sementara menurut Naylor (1986; Marliani,  2015)  psikologi  industri organisasi  adalah  penerapan  yang  sederhana  atau pendalaman dari fakta dan prinsip psikologis yang  berkaitan dengan manusia dalam lingkup bisnis dan industri.

b.  Sejarah Psikologi Industri dan Organisasi

1. Awal Perkembangan dan Penerapan Psikologi Industri

Berkembanganya psikologi industri dan organisasi diawali dengan adanya penerapan psikologi industri yang dimulai pada permulaan abad ke 20. Salah satu tokoh yang menerapkan psikologi dalam industri adalah Walter Dill Scott pada tahun 1901 yang mengungkapkan tentang kemungkinan penggunaan psikologi dalam periklanan. Pada tahun 1903 Walter Dill Scott menerbitkan bukunya yang

berjudul, The Theory of Advertising. Buku ini dianggap sebagai buku pertama yang membahas psikologi dengan suatu aspek dari dunia kerja (Marliani, 2015).

Beberapa tahun kemudian yakni pada tahun 1913 terbit buku lain dengan judul “the psychology of industrial efficiency”  yang  ditulis oleh Hugo Munsterberg. Buku ini membahas psikologi industri secara lebih luas (Marliani, 2015). Munsterberg (1913; Schultz dan Schultz, 2014) berpendapat, cara terbaik untuk meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas, dan kepuasan adalah dengan memilih para pekerja untuk posisi-posisi yang sesuai dengan kemampuan emosional dan mental mereka. Kemungkinan penerapan psikologi umum dalam perusahaan terjadi pada permulaan abad ke 20, namun dikenal penerapan dan perkembangannya yang pesat baru dimulai dalam dekade 1920 (Marliani, 2015).

Tokoh lainnya yang ikut menerapkan psikologi industri dan organisasi adalah Frederic,  Winslow  Taylor,  yang  melakukan  gerakan  scientific  management. Gerakan  ini  bertujuan  untuk  menemukan  langkah-langkah  yang  paling  efisien dalam melaksanakan suatu pekerjaan serta membuat berbagai macam alat mekanik yang disesuaikan dengan struktur faal badan dan anggota badan manusia. Saat itu para sarjana mulai melakukan eksperimen bersama para teknik industri untuk mengerjakan objek studi yang baru, yaitu kesesuaian dan penyesuaian dari lingkungan kerja fisik, peralatan kerja, dan proses kerja dengan keterbatasan kemampuan  fisik  dan  psikis  dari  manusia  sebagai karyawan  (Marliani,  2015). Manajemen  ilmiah  merupakan  filosofi  manajemen  yang  menekankan  bahwa pekerja adalah sebuah mesin yang bekerja dengan baik dan menentukan metode yang paling efisien untuk melakukan semua tugas yang berhubungan dengan pekerjaan (King, 2014). Taylor (1911 ; King, 2014) mengeluarkan panduan yang berpengaruh hingga sekarang, yakni :

  • Pekerjaan harus dianalisis dengan seksama untuk mengidentifikasi cara yang paling optimal mengenai bagaimana melakukan pekerjaan tersebut.
  • Pekerja   harus   direkrut   berdasarkan   karakteristik-karakteristik   yang diasosiasikan dengan keberhasilan melakukan suatu tugas. Karakteristik ini harus diidentifikasi dengan meneliti orang-orang yang sudah berhasil dalam pekerjaan tersebut.
  • Pekerja harus dilatih mengenai pekerjaan yang akan mereka kerjakan.
  • Pekerja harus diberi imbalan atas produktivitasnya untuk mendorong tingkat kinerja yang tinggi.

2.   Psikologi Industri dan Organisasi menjadi Ilmu

Hasil perkembangan psikologi umum, psikologi eksperimen dan psikologi khusus inilah yang menciptakan psikologi industri dan organisasi. Penerapannya secara luas bidang psikologi industri berlangsung sekitar sekitar tahun 1930-an. Sejak perang dunia II, psikologi industri dan organisasi baru menjadi ilmu mandiri dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

  • Melaksanakan  penelitian  ilmiah  dalam kaitannya  dengan  perilaku  manusia dalam organisasi dan organisasi itu sendiri.
  • Mengembangkan teori-teori dan menguji kebenarannya.
  • Menerapkan penemuan-penemuan baru (Marliani, 2015).

Dengan kegiatan tersebut, psikologi industri dan organisasi merupakan keseluruhan pengetahuan yang berisi fakta, aturan, dan prinsip tentang perilaku manusia dalam bidang pekerjaan. Hingga Perang Dunia II, psikologi industri dan organisasi merupakan cabang psikologi yang menerapkan ilmu psikologi. Kegiatan utama psikologi industri pada saat itu (belum ada tambahan psikologi organisasi) adalah menerapkan metode, fakta, dan prinsip-prinsip dari psikologi pada manusia sebagai tenaga kerja (Marliani, 2015). Meskipun sasaran PIO adalah meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pegawai, namun ada dua pendekatan terhadap bagaimana tujuan itu bisa dicapai. Pendekatan industry berfokus pada menentukan kompetensi yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan, mengisi organisasi dengan pegawai yang memiliki kompetensi itu (staffing) dan meningkatkan kompetensi  melalui  pelatihan.  Di sisi  lain,  pendekatan  organisasi  menciptakan struktur  dan  budaya  organisasi  yang  memotivasi  karyawan  berkinerja  baik, memberi mereka informasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya, dan menyediakan kondisi kerja yang aman dan menghasilkan lingkungan kerja yang menyenangkan dan memuaskan (Kaswan, 2017)

E.  Hubungan Psikologi Industri dan Organisasi Dengan Komunikasi

Psikologi dan  Komunikasi  memiliki  keterkaitan  antara  satu  sama  lain  karena keduanya sama-sama melibatkan manusia. komunikasi merupakan interaksi yang terjadi antara manusia, sementara psikologi merupakan tingkah laku yang ditunjukkan oleh manusia.  Dalam  berkomunikasi  terjadi  pertukaran  informasi  baik  secara  langsung

maupun tidak langsung. Psikologi berperan menganalisis komponen yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut.

Psikologi mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku manusia ketika berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, psikologi juga mengupas tuntas seluruh komponen-komponen komunikasi yang terlibat dalam proses komunikasi seperti komunikan atau komunikator, komunikator, pesan, media atau saluran komunikasi, efek komunikasi, serta hambatan-hambatan komunikasi.

Psikologi  juga   menganalisa   komunikasi  antar   individu,   mengkaji   berbagai lambang yang diberikan, mengkaji proses pengungkapan pikiran menjadi lambang, pengaruh lambang terhadap perilaku manusia, proses  penerimaan pesan dan menganalisa faktor-faktor situasional dan personal yang mempengaruhinya, dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendirian atau dalam kelompok.

Salah seorang tokoh psikologi behaviorisme yaitu A. Fisher menyatakan empat ciri pendekatan psikologi pada komunikasi,  yaitu  penerimaan stimuli secara  indrawi, proses yang mengantarai stimulus dan respon, prediksi respon, dan peneguhan respon. Keempat   pendekatan   tersebut   sekaligus   menjelaskan   cakupan   psikologi   dalam komunikasi secara tidak langsung. Cakupan psikologi dalam komunikasi dinyatakan oleh G. A Miller melalui rumusan definisi psikologi komunikasi. Menurutnya, psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Yang dimaksud dengan peristiwa mental adalah mediasi stimulus internal sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan peristiwa behavioral adalah apa yang tampak ketika orang berkomunikasi.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa psikologi memandang komunikasi sebagai perilaku individu komunikan atau komunikate ketika berkomunikasi dan sebagai sebuah proses komunikasi yang melibatkan berbagai komponen-komponen komunikasi. Karena itu, hubungan psikologi dalam komunikasi terkait dengan berbagai komponen-komponen komunikasi dalam proses komunikasi. Hubungan psikologi dalam komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :

1.   Komunikan atau komunikate

Manusia komunikan atau komunikate adalah salah satu unsur komunikasi yang menjadi fokus utama dalam psikologi komunikasi. Menurut sudut pandang psikologi, komunikan  atau  komunikate  memiliki  beberapa  karakteristik  yang  dapat  dijelaskan dengan  menggunakan  berbagai  konsepsi  tentang  manusia.  Dalam  psikologi,  terdapat

empat konsep tentang manusia yaitu manusia berkeinginan (psikoanalisis), manusia berpikir (psikologi kognitif), manusia mesin (behaviorisme), dan manusia bermain (humanistis).

Perbedaan 4 konsep karakteristik komunikan dalam psikologi komunikasi tersebut melatarbelakangi berbagai teori komunikasi yang telah kita pahami misalnya teori jarum hipodermik  (behaviorisme),  teori  pengolahan  informasi  (psikoanalisis),  dan  beberapa teori komunikasi interpersonal (humanistis).

Selain konsep tentang manusia komunikan atau komunikate, psikologi juga berusaha menjelaskan berbagai konsep yang terkait dengan cara-cara komunikasi merubah perilaku komunikan atau komunikate dan berbagai alasan tidak terjadinya perubahan perilaku pada komunikan atau komunikate. Konsep-konsep  yang dimaksud  adalah persepsi selektif, perhatian selektif, dan retensi selektif.

2.   Komunikator

Hubungan  psikologi  dalam  komunikasi  selanjutnya  terkait  dengan  komunikator. Ketika manusia berkomunikasi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu apa yang dikatakan oleh komunikator dan karakter komunikator. Bagi komunikan atau komunikate, terkadang karakter komunikator lebih penting dibandingkan apa yang dikatakan oleh komunikator.

Karakter komunikator ini sering disebut dengan ethos yang terdiri dari kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan komunikator. Ethos ini berkaitan erat dengan jenis pengaruh sosial yang ditimbulkan. Selain ethos, faktor-faktor lain yang mempengaruhi   karakter komunikator adalah kemampuannya berkomunikasi dengan komunikan atau komunikate, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya ia berasal.

3.   Produksi Pesan

Setiap individu yang berkomunikasi memiliki tujuan untuk mencapai sejumlah kepuasan  seperti  kesenangan,  kasih  sayang,  inklusi,  pelarian,  relaksasi,  dan  kontrol. Tujuan pesan komunikasi menentukan teknik komunikasi yang akan digunakan. Terkait dengan  produksi pesan,  psikologi  menjelaskan  cara-cara  menyusun  pesan  agar  dapat menyentuh sisi psikologis komunikan atau komunikate. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang produksi pesan, dapat dilihat kembali artikel bertajuk teori produksi pesan yang dikemukakan oleh para ahli.

4.   Hubungan, Koneksi, dan Interaksi

Salah satu tanda komunikasi yang  efektif adalah semakin  membaiknya hubungan sosial yang dijalin antara partisipan komunikasi. Hubungan sosial yang baik hanya dapat

dicapai apabila kebutuhan sosial terpenuhi.  Yang  dimaksud  dengan kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkembangkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendalian dan kekuasaan, dan cinta serta kasih sayang.

Kebutuhan sosial hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif. Tidak terpenuhinya kebutuhan sosial dapat menyebabkan alienasi, kesepian, dan kehilangan keakraban.

5.   Proses Pengiriman Pesan

Komunikasi dapat dikatakan berlangsung secara efektif manakala terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan atau komunikate. Proses ini diawali dengan proses pengiriman pesan yang dilakukan oleh komunikator. Komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan atau komunikate. Dalam artian,  komunikator  memformulasikan pikiran dan/atau  perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan atau komunikate.

6.   Proses Penerimaan Pesan

Setelah pesan dikirimkan oleh komunikator, pesan tersebut kemudian di-decode oleh komunikan atau  komunikate.  Dalam artian,  komunikan atau  komunikate menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan/atau perasaan komunikator dalam konteks pengertiannya. Dalam proses penerimaan pesan ini, komunikan atau komunikate berperan sebagai decoder.

7.   Proses Pengolahan Pesan

Dalam psikologi, proses pengolahan pesan terkait dengan neuroscience. Sedangkan, dalam  studi  komunikasi,  neuroscience  sebagian  besar  digunakan  untuk  mempelajari proses pengolahan pesan persuasif dan kaitannya dengan perubahan perilaku. Beberapa teori yang menjelaskan proses pengolahan pesan adalah teori disonansi kognitif, teori tindakan beralasan, teori penilaian sosial, elaboration likelihood model, teori integrasi, dan teori inokulasi.

8.   Media Komunikasi

Media  adalah  adalah  salah  satu  bagian  terbesar  dan  amat  berpengaruh  dalam kehidupan manusia. Menurut sudut pandang psikologi, terdapat kaitan erat antara media dan perilaku manusia. Hal ini terjadi pada manusia sebagai individu maupun masyarakat secara keseluruhan.

Para ahli psikologi telah mengkaji bagaimana manusia berinteraksi dengan media dan dengan  individu  lainnya karena adanya pengaruh  media.  Kajian  ini dapat  digunakan

untuk menentukan bagaimana media mempengaruhi kita dan bagaimana kita memandang elemen media tertentu, menentukan apa yang bisa diubah oleh media untuk memberi kita pengalaman yang lebih menyenangkan.

9.   Memori

Dalam komunikasi intrapersonal, memori berperan penting dalam mempengaruhi persepsi dan berpikir  manusia.  Bidang  psikologi yang  terkait  dengan  memori adalah psikologi kognitif yang memandang manusia sebagai pengolah informasi. Dalam perspektif psikologi, istilah memori melingkupi tiga aspek dalam proses pengolahan informasi yaitu perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Untuk memahami proses memori, dapat dilihat kembali artikel bertajuk teori pengolahan informasi.

10. Sinyal, Tanda, dan Lambang

Seluruh sistem komunikasi, seperti misalnya sistem komunikasi intrapersonal, sistem komunikasi interpersonal, sistem komunikasi kelompok, maupun sistem komunikasi massa, berjalan dengan prinsip yang sama yaitu sumber mengirimkan sinyal-sinyal pesan ke tujuan. Dengan kata lain, komunikasi terjadi ketika sinyal-sinyal membawa informasi dari  sumber  atau  pengirim  pesan  ke  tujuan  atau  penerima  pesan.  Dalam  sistem komunikasi terdapat dua macam sinyal yang digunakan yaitu tanda dan simbol. Tanda umumnya terkait dengan pesan yang dikirimkan sedangkan simbol merupakan hasil dari konvensi sosial.

11. Pesan Nonverbal

Pesan  nonverbal dalam  sistem komunikasi  nonverbal  yang  sangat  penting  dalam interaksi sosial. Apakah interaksi melibatkan percakapan atau sekedar berbagai kehadiran bersama, orang secara konstan memberikan informasi kepada orang-orang di sekitar mereka  melalui  penampilan  dan  perilaku  nonverbal.  Pesan  nonverbal  sangat  terkait dengan  pesan  nonverbal  karena  pesan  nonverbal  memiliki  beberapa  fungsi  seperti repetisi,   substitusi,   kontradiksi,   komplemen,   dan   aksentuasi.   Menurut   perspektif psikologi, pesan nonverbal berperan besar dalam perilaku komunikasi.

12. Bahasa

Lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa karena bahasa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, dan lain-lain. Tanpa bahasa, hasil pemikiran yang baik tidak dapat dikomunikasikan kepada orang yang tepat. Untuk itu, komunikator harus mampu menyamakan kerangka konseptual dan sistem kepercayaan dengan komunikan atau komunikate sebelum menyampaikan gagasan. Terkait dengan hal ini, psikologi mempelajari bagaimana maksud komunikator diubah

menjadi pesan dalam lambang yang diterima secara kultural dan bagaimana sinyal-sinyal ini kemudian diubah menjadi penafsiran komunikate atau komunikan.

13. Stimuli

Dalam psikologi, stimuli adalah obyek atau kejadian yang menimbulkan respon atau tanggapan sensorik atau perilaku dalam suatu organisme. Psikologi menganalisis bagaimana sebuah stimulus dapat menimbulkan respon pada individu. Salah satu aliran psikologi yakni psikologi behaviorisme  memandang  komunikasi dalam  hal hubungan stimulus respon antara komunikator dan komunikan atau komunikate.

14. Tujuan Komunikasi

Komunikasi adalah proses mempengaruhi orang lain. Proses komunikasi selalu mengakibatkan  efek  komunikasi  yakni  terjadinya  perubahan  sikap  dan  perubahan perilaku pada diri komunikan atau komunikate. Komunikasi yang ditujukan unuk mempengaruhi orang lain disebut dengan komunikasi persuasif yang sangat berkaitan erat dengan psikologi. Persuasif dimaknai sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang melalui pendekatan psikologis.

15. Pengaruh Budaya

Salah satu ranah umum dalam psikologi dan komunikasi adalah studi tentang pengaruh-pengaruh budaya terhadap pembentukan identitas dan interaksi sosial. Psikologi memiliki  tradisi  menyelidiki  perbedaan  budaya  dalam  kaitannya  dengan  bagaimana fungsi-fungsi pikiran manusia.

Para ahli psikologi menekankan pada bagaimana budaya membentuk pikiran dengan membandingkan  secara  langsung  orang-orang  dengan  latar  belakang  budaya  yang berbeda.  Sebaliknya,  para  peneliti  komunikasi  merumuskan  teori  dan  menyelidiki beragam tindak ekspresi dan proses interaksi budaya.

16. Teknologi Komunikasi

Semakin cepatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan berbagai peralatan teknologi komunikasi dan informasi yang kita gunakan di era globalisasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat turut memberikan kontribusi terhadap perubahan penggunaan media untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Beberapa peneliti dalam bidang komunikasi, psikologi, dan bidang ilmu lainnya telah mencoba  untuk  melakukan  kajian  untuk  menemukan  aspek-aspek  psikologi  manusia ketika berinteraksi dengan menggunakan teknologi komunikasi.

17. Kesamaan Makna

Komunikasi hanya dapat terjadi manakala masing-masing partisipan komunikasi memiliki   makna yang sama yang berujung pada memiliki pengalaman yang sama. Menurut  sudut  pandang  psikologi,  makna  tidak  terletak  pada  kata-kata  tetapi  pada persepsi atau pikiran orang. Makna terbentuk karena pengalaman individu. Berdasarkan teori classical conditioning, makna diperoleh karena asosiasi antara stimulus asal dengan stimulus yang terkondisikan.


BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Dengan melihat perkembangan atau trend yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara individu. Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau  lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan. Semakin banyaknya pola kerja sama  maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat  ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting.

Dengan mempelajari komunikasi bisnis lintas budaya, kita dapat mengetahui serta memahami berbagai pengertian tentang budaya serta perbedaan budaya, komunikasi bisnis lintas budaya, hambatan-hambatan dalam komunikasi bisnis lintas budaya dan cara mengatasiny

Komunikasi merupakan nafas dari keberlangsungan sebuah organisasi. Suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya komunikasi. Hal tersebut yang melatarbelakangi studi mengenai komunikasi organisasi. Dimana komunikasi organisasi sendiri merupakan suatu jaringan komunikasi antar manusia yang saling bergantung satu sama lainya dalam konteks organisasi.

Dalam sebuah organisasi didalamnya terdiri atas orang-orang (organ) yang memiliki tugas masing-masing serta saling berkaitan satu sama lain sebagai suatu sistem tentu memerlukan   komunikasi   yang   baik   agar   kinerja   oraganisasi   berjalan   dengan   baik pula. Sehingga  apa yang menjadi tujuanya dapat tercapai.

Sebagaimana dijelskan diawal kehidupan kita tak dapat dipisahkan dari sebuah organisasi. oleh karenanya penting bagi kita untuk mempelajari komunikasi organisasi. Dengan mempelajari studi ini, kita menjadi paham posisi kita dalam sebuah organisasi baik formal dalam pekerjaan maupun dilingkungan masyarakat.

Dengan pemahaman yang kita miliki, harapannya kita mampu menyesuaikan diri dan menempatkan diri dengan baik  dalam organisasi tersebut. Bagaimana kita bertindak  dan bersikap dengan atasan maupun dengan bawahan juga dengan anggota organisasi yang lain akan menjadi lebih baik saat kita mengetahui teorinya.

Terlebih bilamana kita menjadi seorang pemimpin dalam organisasi, dengan mempelajari studi komunikasi organisasi,  kita  menjadi paham bagaimana  menjalankan kepemimpinan yang baik guna mencapai tujuan organisasi.

Demikianlah uraian singkat tentang komunikasi bisnis lintas budaya. Semoga menambah pengetahuan serta wawasan kita mengenai seluk beluk komunikasi bisnis lintas budaya dan dapat menerapkannya dalam dunia kerja atau bisnis.

3.2  Saran

Hendaknya  para  pelaku  bisnis  dan  masyarakat  umum  mau  mempelajari dan  memahami perbedaan budaya disekitarnya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kesenjangan komunikasi. Bagi para budayawan hendaknya dapat dengan suka rela berbagi pengetahuan akan budayanya baik itu budaya yang bersifat verbal maupun yang nonverbal guna mengatasi kesenjangan dan perselisihan antar budaya dalam hal apapun.


DAFTAR PUSTAKA 

Purwanto, Djoko, 2011. Komunikasi Bisnis, Jakarta:Erlangga Dewi,Sutrisna. 2006.  Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi

Effendy,  Onong  Uchjana.  2004.  Ilmu  Komunikasi Teori dan  Praktek.  Bandung  :  Rosda Karya.

Koentjaraningrat. 1995. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan. Kustini, Henny. 2017. Communication Skill. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Liliweri, Alo. 2001. Gatra-gatra Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyana, Deddy. 2002. Komunikasi Jenaka: Parade Anekdot, Humor & Pengalaman Konyol. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Efrita, Neni. 2013. “Proses dan Iklim Komunikasi Antarbudaya”. Vol. 4, No. 8. Diambil dari http:// www. Academia .edu /28523748 /Proses_ dan_ Iklim_ Komunikasi_Antarbudaya diakses pada tanggal 13 Januari 2018.

Kaswan. (2017). Psikologi Industri dan Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Marliani, Rosleny. (2015). Psikologi Industri dan Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia

King, Laura A. (2014). Psikologi Umum: Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Munandar,  Ashar  Sunyoto.  (2014).  Psikologi  Industri  dan  Organisasi.  Jakarta:  Penerbit Universitas Indonesia (UI-Pre


Penulis : Dhiya Ul Haqqi., S. Psi., M.si